Dear God,
We Want to Be The Sun or The Moon more than The Star

Ya Tuhan, Jadikanlah kami seperti Matahari, seperti Bulan dan seperti Bintang-Bintang


Terima kasih atas kunjungan anda!




Kamis, 27 November 2008

Bonusku 2

Bonusku hari ini : Ketemu Dik Ivan

Bisa memenuhi permintaan bapak, ke makam kakek kirim doa, kemudian ke tempat pakdhe dan om. Sebelum berangkat aku mencium bau wangi yang biasanya dipakai untuk bayi, aku heran dengan kejadian ini. Ada sesuatu akan terjadi padaku nanti, entah peristiwa apa yang berhubungan dengan anak kecil. Benar saja waktu di makam aku dengar teriakan dik Ivan /Zainal Abidin anak om. Usianya mungkin sekitar 3 tahun, yang membuatku tergerak untuk mampir ke rumah om. Aku putuskan ke rumahnya, namun waktu sampai dirumah terlihat sepi dan di rumah adik Monik, nggak sekolah karena sedang ujian di rolling dengan kelas 2. Aku tanya adik Ivan main di luar, bulik juga aku lalu pamitan dan dipersimpangan ketemu bulik dan kulihat dik Ivan lari bermain dengan di sepanjang jalan anak sebayanya kudekati dan aku ajak bercanda. Lalu mampir juga di rumah budhe di dapur, pakdhe sendang istirahat nggak enak badan. Sebentar saja aku disana kemudian pamitan dan pergi ke Jentir, meneruskan pekerjaan kemarin betulin komputer.

Bonus kedua : Mereka Percaya Padaku

Aku sampai di rumah sana, meski pintu terbuka namun tidak ada orang. Aku tidak lihat seorangpun untuk bertanya, aku menunggu sebentar dan sms dari teman yang mencariku dirumah menanyakan keberadaanku. Aku katakan aku dibawah lereng pegunungan dan menikmati pemandangan disana. Rasanya sangat aman, nyaman tenang dan damai jauh daro hiruk pikuk permasalahan hidup. Tempatnya rindang, depan rumah banyak pohon jati yang meninggi. Hingga istrinya muncul, kalo suaminya sedang menebang kayu akan disusul. Lalu aku minta agar aku saja yang kesana menjemput dan ketika sudah bertemu, aku diminta langsung benahi saja. Aku balik lagi kerumahnya dan kukerjakan tugasku, aku heran system Windows bisa menghabiskan space 10GB di drive C, pasti data aneh disitu yang tersimpan di system. Kutelusuri satu-satu dan kutemukan folder sebesar 5 GB yang menurutku tak berfungsi lalu kuhapus saja. Beberapa folder di tempat lain juga kuhapus sehingga tinggal 2 GB dan aku pikir itu wajar. Aku tidak berpikir untuk install ulang lagi, bisa berlangsung lama. Kuinstall musik audio dan kopi beberapa lagu juga sekalian antivirusnya, selesai aku mohon diri dan pulang. Sampai rumah dapat info dari kawan aku dapat bonus dari pekerjaanku kemarin.

Aku berterima kasih karena mereka berdua percaya padaku, aku memimpikan kehidupan rumah tangga mereka yang menurutku bahagia. Meski aku tidak tahu kondisi sebenarnya dengan keadaan mereka saat ini. Memang materi tidak ada batas nya seberapa besar yang harus kita miliki agar kita hidup bahagia. Terkesan kebahagiaan datang dari luar, bukan berasal dari kita sendiri. Banyak orang yang kondisinya jauh dibawah kita, namun mereka bisa menikmati hidupnya, bahagia dan sejahtera. Bahagia adalah ketika kita bisa menikmati apa yang kita miliki untuk saat ini sekaligus berharap untuk hidup yang lebih baik di hari esok. Kebahagiaan bukan datang dari luar namun dari diri kita, sikap menerima dan pengendalian emosi diri sangat berperan.

Bonus ke tiga : Ketemu Lagi sama Master

Aku terkejut ketika bertemu seseorang yang sudah beberapa lama waktu tidak pernah muncul. Hingga saat tadi bertemu didepan pintu, langsung kusapa dan kutanyakan kabarnya selama ini. Seseorang yang spesial dan istimewa menurutku, pintar dan sukses juga ramah. Padahal besok pagi aku harus lihat lokasi tes CPNS di Salatiga. Meski aku belum hapal di daerah sana aku besok akan mencarinya berbekal tujuan yang aku miliki SMP 4 Salatiga. Kemarin pernah menanyakan ke seorang teman alamatnya di Jl Patimura. Aku sangat yakin bisa diterima untuk tes kali ini, aku anggap ini kartu terakhirku di tahun 2008. Tahun ini mengirim lamaran 3 kali, keduanya tidak sampai finish. Aku harus finish kali ini, sesuai dengan impianku. Menatap tahun 2009, tahun yang menyenangkan, tahun turning point kehidupanku.

Ayam Pun Ingin di Puncak

Banyak orang juga orang yang pergi ke pegunungan atau tempat wisata melihat perkotaan dilihat dari atas, apalagi di waktu malam. Terlihat detail beribu-ribu lampu kota yang kecil menyala laksana bintang yang bertaburan di langit. Sungguh sangat indah bagi orang yang bisa menyaksikannya untuk pertama kali, atau karena pemandangan itu tidak biasa.

Rasanya sangat senang ketika mengamati pemandangan dari atas, mungkin sesekalijadi seekor burung yang bisa terbang bebas mengitari awan di langit. Akan terlihat betapa bumi ini indah diciptakan, dan betapa suatu mahakarya yang agung, lalu dalam hati akan bertanya. Siapakah gerangan yang menciptakan itu semua, Allah Yang Maha Besar. Orang lain menyebut dengan nama yang lain, menurutku sama saja menyebut nama, yang penting yang disebut sesuai. Karena banyak orang menamakan seseuatu kadang tidak sesuai. Ada beribu nama yang sama dalam planet ini, ketika kita menyebut nama si A pada seseorang jawabnya belum tentu si A yang dimaksud. Masih diperlukan penjelasan yang lebih detil semacam ciri-ciri khusus/ unik dari orang yagn dicari. Seperti namaku, aku terlahir dan diberi nama dan dalam 28 tahun perjalanan hidupku, orang-orang memanggilku dengan nama lain. Aku tidak dengan keberatan dengan sebutan itu karena aku anggap bahwa nama panggilan itu sesuai dengan keadaanku. Penyebutan yang mereka berikan aku anggap sebagai cara untuk mengakrabkan hubungan kami dengan mereka. Meski kadang pernah marah juga waktu dipanggil dengan nama yang buruk.

Tidak hanya manusia yang selalu ingin berada di puncak tinggi untuk refressing, ayam pun juga demikan. Ada ayam kami yang suka naik ke atap rumah, tiap kali diusir akan selalu kembali ke atas. Yang dengar adalah suara genting yang dipijak sang ayam. Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan, aku berpikir apa yang mereka lakukan tidak terpenting bagiku. Justru aku menjadi sedikit marah, beraninya mereka bermain di atas, di atap sang majikan. Kalo tidak di atap rumah kadang juga bertengger di pohon mangga, yang aku heran kenapa mereka bisa sampai disana, padahal pohon mangga lumayan tinggi. Mereka terlihat sangat senang di ketinggian, yang pasti lebih leluasa mengamati ayam yang lain sedang dimana atau juga mereka menikmati suasana yang indah dari atas.

Pernah di sore hari seorang tua /Nenek mencari ayamnya yang baru dibeli beberapa hari yang lalu. Warna coklat dan dikaki masih diikat dengan tali plastik. Nenek itu mencari didepan rumah dan menanyakan hal itu padaku, aku coba lihat sekitar dan tidak menemukan ayam yang sesuai dejavascript:void(0)ngan kriteria yang dia sebutkan. Waktu kulihat di atas pohon mangga kulihat 2 ayam keluarga kami, yang warnanya memang mirip tapi aku yakin bahwa itu bukan milikmya. Di cabang lain kulihat ayam yang warna sama, lalu kutunjukkan padanya apakah benar yang dia cari. Sebenarnya aku yakin bukan, aku hanya ingin menunjukkan bahwa aku peduli dengan permasalahannya memecah kebisuan atau menaruh sedikit harapan. Kalo ditanyakan benar dan salah tentang apa yang aku lakukan aku sendiri bingung juga.

Dia berharap bahwa itu ayamnya, namun sayangnya bukan. Lalu kubuat ayam itu turun dan sang nenek masih mencari-carinya, dan setelah terlihat jelas apa yang dilihat bukan ayamnya, melainkan ayam tetangga lain. Sang nenek masih mencari dan menanyakan padaku, aku bilang padanya ayamnya telah lari. Aku juga katakan pada sang nenek, andai saja ayam itu bisa menjawab ketika kutanya milik siapa? Ini kulakukan karena tidak pernah memperhatikan ayam pendatang yang baru dibeli seseorang.

Sang Nenek masih mencari dan ketika aku akan pergi beberapa puluh meter kulihat ayam yang menurutku sesuai dengan kriteria. Aku balik lagi dan kupanggil sang nenek bahwa ayamnya berada disebelah rumah tetangga. Setelah dia memastikan bahwa itu ayamnya, aku tinggalkan sang nenek, aku hanya bisa membantu menunjukkan padanya dimana ayamnya berada. Lebih dari itu aku tidak bisa lakukan.

Rabu, 26 November 2008

Lagi...... Bonus Hari Ini

Kemarin seseorang wanita datang ke rumah, bersama dengan anak dan adik iparnya. Mereka minta dibetulin komputernya, karena audionya tidak ada suara. Ditanya seperti itu bingung juga bagaimana menjelaskan permasalahannya. Aku tanya komputer dimana, ternyata di rumahnya tempat suaminya berasal aku belum tahu, aku pikir jauh. Aku langsung bilang besok pagi saja (hari ini) aku kesana, mereka setuju. Dan mereka trus pamitan dan pulang..! Keesokan harinya aku bangun pagi agak malas, masih ngantuk terasa dan waktu kulihat jam masih 8 pagi kulanjutkan tidur lagi sampai jam 11. Lalu kuhubungi suami orang tua itu, aku bilang datan agak siang. Aku ingin main kerumah mereka yang aku pikir jauh disana, dan kupikir kesempatanku telah tiba.

Bonus : Tempat dan Suasana baru di dekat pegunungan

Aku mandi dan berangkat, aku persiapkan CD sofware dan tas. Waktu aku sampai di tempat yang telah kami rencanakan aku hubungi dia dan beberapa saat dia sudah datang menjemput. Kemudian kami beriringan ke rumahnya, aku kira rumahnya jauh ternyata dekat sekali. Bahkan aku sering melewati daerah itu ketika membuang rasa jenuh. Memang tempatnya menurutkku menyenangkan, sepanjang jalan melihat pemandangan pegunungan. Tiap kali aku kesana rasanya sangat damai dan nyaman, hilang segala kejenuhan.

Sepanjang jalan menuju kerumahnya banyak terdapat kebun jati sehinnga pemandangan hijau menghampar. Bayanganku orang yang tinggal di daerah itu akan terasa sejuk dan damai tiap hari. Jauh dari kebisingan seperti yang terjadi di kota besar, meski rumahnya baru terbuat dari anyaman bambu namun rasanya nyaman tinggal disana. Di sebelah selatan terdapat jalan yang lebih tinggi satu meter. Aku terpaku pada 2 bangunan semacam candi di kanan dan kiri jalan. Aku tanyakan pada orang itu bahwa itu merupakan batas tanah Yogya dan Solo yang dibangun pada zaman dulu. Aku perhatikan ada tulisan jawa yang aku sendiri tidak bisa membacanya. Bangunan itu memang ada kesan mistisnya, ada cerita bahwa seseorang pernah mencoba mengambil tulisan jawa terbuat dari lempengan besi. Meski pencuri sudah berhasil memisahkan dari bangunan namun lempengan besi itu tidak bisa dibawa pencuri itu. Sehingga ditinggalkan begitu saja dan tempok terlihat bekas tempelan lempengan besi yang hancur.

Pagi harinya penduduk sekitar mengetahui bahwa seseorang telah berusaha mencuri lempengan logam namun tidak berhasil membawanya. Memang benar tak seorangpun yang mampu mengangkat lempengan sendirian. Diperlukan tiga orang untuk mengangkatnya, padahal menurut perhitungan lempengan itu mestinya bisa terangkat oleh satu orang, tidak lebih dari 10 Kg. Lempengan kemudian diangkat bersama sebanyak tiga orang dan disimpan di kantor desa setempat. Beberapa hari kemudian ada orang yang sakit serius dan menurut orang desa orang itulah telah mencoba mencuri lempengan itu.

Bonus : Mereka Mempercayaiku, meski aku sendiri ragu

Lalu ku dipersilahkan masuk rumah dan nyalakan komputer untuk diperbaiki. Aku terkejut ketika melihat layar monitor gambar tidak jelas. Kok lain dengan yang dikeluhkan kemarin, pikirku. Waktu ku konfirmasi pada yang punya memang kerusakan itu terjadi barusaja setelah dia datang ke rumahku. Awalnya tak ada suara, lalu dia mencoba mengubah setting dan akhirnya begitu. Aku coba bongkar dan lepaskan VGA cardnya lalu kubersihkan, dan coba pasang berulang kali namun tetap sama. Aku katakan bahwa VGA harus diganti dan aku sarankan dibawa ke servis. Aku antar ke tempat servis di Pedan, aku bilang pada engineernya kalo VGAnya rusak minta ganti. Dan memang benar VGA rusak lalu diganti dengan yang bagus.

Setelah selesai kami bawa pulang dan sampai dirumah kami tes, bisa. Aku baru lihat permasalahan ternyata banyak sekali install program dan memori hardisk penuh. Tidak mungkin 10 Gb habis untuk sistem.

Bonus : Mas Suraji mengunjungi kami, janjiku terpenuhi

Aku minta mas Suraji untuk pulang ke rumah sebentar, dalam hati aku ingin memenuhi janjiku. Untuk mengobati hati bapak, atau sekedar menghibur, maklum sudah beberapa lama tidak ketemu. Meski menurutku dekat tapi mas Suraji jarang sekali pulang ke rumah kelahirannya, tempat ketika dia dibesarkan. Setelah menemui bapak dan berbincang-bincang, aku giliran bicara yang selama ini kusimpan dalam hati. Aku protes dengan sikap mas Suraji selama ini yang menurutku keliru, jarang menemui orang tua. Berkali-kali bapak/simbok berharap bertemu dengan anak/menantu/cucu ketika lama tak berjumpa, namun tak kunjung datang. Hingga kadang aku yang mengantarnya sendiri kerumah mas Suraji. Aku kadang membuat skenario agar mereka bisa datang. Dan aku hari ini sedikit memaksa mas Suraji untuk pulang menunjungi kami sebentar. Aku tidak mau mengatakan alasannya kenapa atau menjawab ada kepentintan apa. Aku hanya ingin dia menemui bapak dan kami meski hanya beberapa menit, jika memang sibuk. Suasana agak tegang, namun sepertinya dia mengerti pada apa yang aku telah lakukan bermain strategi, keinginanku dituruti itu saja.

Selasa, 25 November 2008

Bonus Hari Ini

Bonus Hari ini ...!
Aku tidak tahu tadi pagi bisa bangun pagi, ada semangat untuk bangun pagi tapi tidak tau kenapa. Memang beberapa hari ini keadaan bapak sakit demam atau flu, aku kawatir dengan kondisi. Namun aku belum membuat suatu keputusan untuk berusaha merawat atau mengantar dokter.Sepertinya keadaanku sampai saat itu memang lagi tidak mood, maunya tidur terus seperti bayi keponakanku yang baru satu setengah bulan lahir. Beberapa hari ini memang ada rasa kekawatiran tentang kondisi bapak yang belum mambaik.
Aku biarkan simbok yang merawatnya, aku mengandalkannya karena simbok sangat telaten dalam soal merawat keluarga apalagi bapak yang sedang sakit.
Aku bangun pagi dan kudekati bapak yang sedang tidur, rencana sih tidur disampingnya ada bisikan dalam hati untuk memberikan pijatan dengan balsem. Dan aku mulai dari kedua kaki lalu kuteruskan kedua tangan dan terakhir ke daun telinga. Aku merasakan bahwa kondisi bapak saat itu memang lemah. Aku berpikir untuk mengundang seorang dokter saja nanti biar ke rumah. Aku dengan namanya Pak Suripto, tugas dinas di Puskesmas Balak. Aku coba menghubungi beliau lewat handphone yang kudapatkan nomernya dari manantu Pakde Manto. Kami mengetahui beliau sering mengobati Pakde saat sakit. Aku coba hubungi beberapa kali tidak bisa sambung, lalu ku putuskan untuk menjemput di Puskesmas sesuai nasehat Pakde.

Bonus Pertama : Aku bisa menghubungi Pak Suripto (Dokter)

Aku lalu berangkat ke Puskesmas, dan aku temukan tempatnya, sebelumnya aku tidak tau posisi tepatnya dimana. Namun akhirnya ketemu juga, setelah sampai di parkir ketemu penjaga P Ayub, aku tanyakan tentang P Suripto padanya. Dia memberitahuku bahwa dia baru saja pergi, dan memberikan aku sebuah nomor barunya dan segera saja kutelpon. Aku dengar nada tunggu dan beberapa saat diangkat. Aku minta beliau ke rumah di Kalideres dan mau. Saat itu aku senang sekali. Janjiku pada bapak untuk mendatangkan beliau bisa terjadi. Lalu aku pulang dan memberitahukan ke bapak dan simbok sekalian aku bilang mau ke Solo main ke tempat mas Edi. Dalam hati aku minta dia untuk pulang, namun aku tidak mengatakan kepada simbok dan bapak. Lalu aku pamitan sekalian meninggalkan uang untuk biaya nanti. Waktu sampai di Solo, aku harus nunggu mas Edi beberapa saat karena baru ada urusan. Aku bilang padanya pulang ke Kalideres sebentar, namun aku tidak mengatakan situasi sebenarnya. Aku cuma bilang padanya harus pulang meski sebentar, tak diduga dia mau saat itu juga dan aku diminta nunggu sebentar.

Bonus Kedua : Mas Edi bisa pulang hari ini

Akhirnya kami pulang bersama dan sampai rumah, aku biarkan mas Edi menemui Bapak sendiri. Targetku hanya minta dia pulang sebentar malam ini atau besok, ternyata dia putuskan saat ini juga. Aku dengar dia menangis, mungkin merasa iba dengan kondisi bapak yang masih sakit.

Bonus Ketiga : Janjiku Meminta Pak Suripto datang ke rumah terpenuhi

Simbok cerita kalau Pak Suripto sudah datang, bapak disuntik dua kali dan dikasih obat. Lalu memberi resep obat dan mengatakan kalo obat habis agar periksa lagi. Lalu aku telepon lagi Pak Suripto untuk ucapkan terima kasih telah datang. Aku juga tanyakan diagnosa yang ternyata 'flu tulang'.

Bonus ke Empat: Dapat Surat Panggilan CPNS Salatiga

Beberapa saat handphone berdering dan kuperhatikan nomor baru flexi, kukira bos Army.Net yang nelpon. Ternyata dari Kantor Pos, undangan ujian PNS dari Salatiga yang selama ini kutunggu. Lalu aku ke Kantor Pos sampai di depannya ternyata ramai anak sekolah SMP yang mau wisata naik bis persiapan berangkat. Disitu juga banyak orang tua yang mengantar keberangkatan anak-anaknya. Aku sampai di Kantor Pos melewati kerumunan orang-orang dan mengambil surat undangan. Sampai rumah aku buka dan kasih tau ke bapak dan mas Edi. Aku minta dukungan dan doa restunya.

Bonus ke Lima : Status temanku dan gadis tetangga

Beberapa saat kemudian handphone berdering lagi dan aku angkat seorang teman SMA yang selama ini sedang mendekati gadis tetanggaku. Selama ini aku memberi dia hanya sebatas dukungan, karena aku tidak bisa membantu lebih dari itu, aku bilang tidak punya kartu as untuk dimainkan. Tapi dia bisa menerima karena sudah pasrah juga. Aku mengatakan kalau sekarang sudah jelas statusnya 'tidak', dimana sebelumnya mengambang antara ya dan tidak, terus maju atau mundur. Aku juga mengatakan kejadiannya seperti klip lagu nya Yovie Nuno 'Dia Milikku'. Gadis yang diperebutkan dua sahabat namun terakhir yang mendapatkan sang gadis adalah orang lain. Temanku juga mengatakan kalau bapaknya juga di opname di RSI Cawas, dia baru saja pulang sebentar lalu menghubungiku, ibunya yang menunggu di RSI.

Setelah itu kami berdebat dengan mas Edi, setiap kami bertemu kami memang sering melakukannya. Tujuan kami adalah saling menasehati, memperbaiki dan berharap Tuhan akan memberikan kami yang lebih baik. Kami melakukannya di depan Bapak, saling adu argumen dan saling mengoreksi satu sama lain. Dan kadang intonasi/nada tinggi juga terjadi di antara kami.

Kami memang saling menguji diri, kami berlainan bakat mas Edi orangnya cenderung banyak ide, bicara, aktif dan percaya diri sedangkan aku kebalikannya. Aku cenderung diam, pasif, dan kurang pede. Tapi menurutku aku lebih bijaksana, aku menganggap diriku adalah seorang wisnu, ahli strategi, bijaksana. Meski kadang aku juga menjelma jadi patih sengkuni menghasut. Namun sifat sengkuniku tidak terlalu nampak, aku mengetahui sifat sengkuniku ketika ingat waktu SD kelas enam. Aku jadi informan dari dua kawanku yang bertikai. Namun karena ada salah satu kawanku yang menurutku berkianat aku terkena batunya. Aku jadi terisih dari mereka saat keduanya telah berdamai. Sejak saat itu aku menyesalinya, begitulah rasanya mendua.

Kalau mas Edi adalah seorang Soekarno maka aku adalah seorang Soeharto. Banyak orang yang percaya, terhipnotis ketika mas Edi berbicara. Apa yang dia katakan seolah-olah terjadi dan benar, memang dia banyak sekali temannya yang orang hebat. Dia sering bertemu dengan tokoh tokoh hebat karena dia masuk organisasi. Aku melihat dia memang berbakat dalam hal itu.

Jalan pikiran kami memang sejalan, tiap kali berbicara selalu sambung, meski kadang aku harus menurut pendapat mas Edi. Kadang aku lakukan bukan karena punya tidak punya pendapat sendiri, tapi karena aku merasa sebagai adik. Dalam kamusku, orang yang lebih tua didahulukan, sebagai panutan, patuh, sebagai orang yang dihormati. Ini juga yang kadang membuatku menjadi lemah, dalam keadan tertentu aku berat mengambil keputusan yang melibatkan garis usia. Sering kali aku bilang ya, meski dalam hati aku bilang tidak.

Bonus ke Enam : Temanku Deddy Menghubungiku

Waktu di warnet ada panggilan masuk, kuperhatikan nomor baru masuk. Seorang teman dulu di Batam ( Deddy)menelpon dan mau ke Yogya minggu depan. Kami merencanakan untuk ketemu di Yogya reuni hari Minggu, dia punya waktu tiga hari di Yogya. Padahal beberapa hari lalu aku baru saja tahu nama seseorang yang kebetulanan namanya Dedy aku jadi teringat temanku di Batam dulu. Nah baru saja dia menghubungiku.

Bonus ke tujuh : Temanku SMA mampir ke warnet

Bonus ke delapan : Pak Wasimin menelpon tentang file di USB-nya

Bonus ke sembilan : Dapat uang Rp.2000,-

Bonus ke sepuluh : Aku memberi seseorang tua Rp.1000,-

Minggu, 23 November 2008

Ayam dan Telur Mana Dulu?

Sering beredar pertanyaan : "Diantara ayam dan telur mana yang paling dulu ada ?" Aku sering mendengar pertanyaan semacam. Memang ssusah jawab dari pertanyaan itu. Sepertinya tidak ada jawaban yang memeuaskan. Sama juga ketika dalam kondisi di masayarakat, sering kita temui kebanyakan orang yang pandai/pintar atau istimewa adalah anak dari orang orang berada. Dan jarang kita jumpai di masyarakat yang kurang mampu. Lagi banyak kita lihat juga bahwa anak orang yang kaya akan tetap kaya dan rata-rata mereka pintar /punya kelebihan dibanding orang lain. Paling tidak di bidang yang sama dengan orang tua. Meski kita juga lihat ada sebagian orang yang pintar dari orang tua yang miskin atau anak orang kaya namun anaknya tidak pintar. Ketika diteliti secara kasar bahwa anak orang kaya akan menerima fasilitas yang lebih dari orang tuanya lebih baik dibanding dengan mereka yang orang tuanya miskin. Dari itu pemikiran dan sifat tentunya akan lebih menonjol dari mereka yang orang tuanya miskin. Ketika dibanding kan dengan pertanyaan serupa dengan pertanyaan di atas kurang lebih begini : Pintar dulu baru kaya atau Kaya dulu baru Pintar. Ketika pertanyaan serupa diajukan kepada saya lagi, sekarang aku sudah punya jawabnya. Tidak peduli siapa yang dulu entah ayam atau telor, ketika saat ini posisi saya telor, aku akan berusaha menjadi ayam dan kemudian aku juga akan menghasilkan telor lagi. Namun bila saat ini posisi saya adalah ayam tentu seekor ayam akan menghasilkan telor lagi. Gitu saja kok mbulet......!

Menikmati

Aku hanya berusaha menikmati kehidupan yang aku jalani. Dalam banyak hal aku tidak tahu benar atau salah karena benar menurutku belum tentu benar bagi orang lain. Sementara kebenaran yang diagung-agungkan orang lain namun tidak menurutku. Bukan aku ingin mengatakan bahwa mereka salah tapi karena aku belum bisa memahami bagaimana hal itu bisa terjadi.

Kadang aku juga berpikir bahwa benar kedua-duanya, paling tidak benar buat mereka atau bagiku sendiri. Aku tidak mau terjebak dalam hal ini, selama ini baik untukku dan tidak melanggar norma dan kaidah yang berlaku di tempat aku berada. Aku akan berusaha menikmatinya!

Kesempatan Memberi

Banyak sekali kesempatan untuk berbuat baik datang, namun saat itu hati kita tidak siap. Meski harta kita berlimpah namun tidak pernah memberi sesuatu pada tetangga dekat. Justru kebanyakan kita menerima sesuatu dari mereka yang secara materi berada di bawah kita. Kita lebih dari mereka dalam hal materi namun kita lebih pelit dari mereka dalam hal memberi.

Sering kita berangan-angan, akan berbuat baik (memberi) jika kondisi ekonominya lebih baik dari sekarang. Ketika waktu berlalu dan keadaan belum berubah, kita telah kehilangan suatu kesempatan. Kadang pula setelah kita benar-benar lebih baik, kita lupa dengan janji dan angan-angan itu.

Banyak hal datang tak terduga, harta yang kita punya tidak selamanya akan kita bawa. Semua harta benda bisa saja hilang atau musnah dalam sekejap. Kalau tidak suatu saat waktu ajal tiba harta itu tidak akan kita bawa, namun kita tinggalkan kepada anak cucu atau orang lain. Ketika ada kesempatan untuk memberi kita harus tanggap dan bergegas untuk melakukannya seikhlasnya.

Memberi adalah nikmat terasa, kita bisa melihat senyuman dari mereka karena pemberian kita, energi mereka saat itu memancar dalam hati kita. Saat itu juga kita merasakan apa yang baru saja mereka rasakan, kebahagiaan, kegembiraan dan terima kasih.

Lakukan Sesuatu Selebihnya adalah Bonus

Dari hal yang sering kali ku alami aku sering mendapat kan lebih. Pernah suatu saat ingin mampir atau bertemu sahabat yang rumahnya Yogya. Kebetulan ada keperluan di Yogya yang ternyata urusan selesai hanya dalam waktu tidak lebih dari sepuluh menit. Padahal biasa memakan satu dua jam karena antri. Segera kuputuskan menghubungi temanku supaya bertemu.

Targetku waktu itu kami ketemu saja dirumahnya lebih dari itu adalah bonus. Apalagi aku tau bahwa temanku harus mengantar ortunya ke suatu pesta hari itu juga. Dan ketika temanku mengajakku ikut serta aku menghiyakan, aku pikir kenapa tidak? Aku melihat sisi bagusnya, entah nanti bagaimana biar terjadilah, yang jelas aku mengunjungi suatu tempat yang baru. Aku belum pernah ke sana sebelumnya, meski yang kami lakukan tidak semuanya menyenangkan. Tetapi yang aku perlukan adalah sedikit alasan untuk bisa aku nikmati.

Pengalaman baru, situasi baru dan pemandangan baru, Wonosari Gunung Kidul. Daerah sebelah yang aku sering mendengar tapi aku bisa mengunjunginya saat itu dan gratis. Numpang mobil yang menurut ukuranku termasuk mewah juga. Perjalanan waktu itu adalah bonus bagiku ketika kami ketemu.............!

Lain lagi ketika aku mau legalisir KTP untuk daftar PNS, aku bermaksud menemui Bapak Kepala Desa untuk minta tanda tangan. Setelah satu dua kali mencari beliau, meski juga datang ke rumah beliau tidak ketemu. Akhirnya pada pencarian ketiga bisa bertemu dan saat itu aku juga dapat bonus. Ya...., Pencerahan dan percakapan yang berlangsung kurang lebih 1 jam, andai saja ada waktu lebih, percakapan akan masih berlangsung. Di tengah-tengah perbincangan kami, telah ada dua orang yang minta tanda tangan padanya juga saat itu. Setelah selesai dengan urusan mereka kami melanjutkan perbincangan. Hingga aku minta diri dan berterima kasih padanya, atas tanda tangan dan bonus pencerahannya, beliau tersenyum bangga/senang/! dan aku juga senang.

Padahal sebelumnya aku takut menemui beliau, dari pertemuanku beberapa bulan terakhir dengan beliau. Dan juga berita miring yang kudengar dari beberapa sumber aku melihat perubahan pada diri beliau. Namun di saat aku sendiri bertemu dan berbincang dengannya. Aku tahu bahwa memang terjadi perubahan yang bagus (berbeda 180 derajat dengan apa yang aku dengar).

Lakukan sesuatu, selebihnya adalah Bonusnya ...!

Do something and then get the prize...!

Sabtu, 22 November 2008

Tidak Pernah Cukup

Waktu ku kerja di perusahaan dulu banyak teman-teman mengeluh mengenai gaji mereka yang tidak pernah cukup. Isu kenaikan gaji tahunan, kerja lembur atau bonus sangat mereka nantikan dengan harapan kebutuhan mereka terpenuhi. Hal ini terjadi juga pada diriku, seakan banyak saja pengeluaran yang harus kita bayar tiap hari. Menerima gaji di awal bulan adalah suatu hal yang sangat aku dan kawan-kawan nantikan. Dengan perhitungan sederhana antara gaji pokok dan lembur aku sudah tau nanti berapa besar gaji yang saya terima bulan ini. Dari itu kita bisa tahu bahwa gaji kita tidak cukup untuk bulan ini, masih ada yang perlu kita bayar bulan ini. Kejadian ini berulang-ulang dan tiap saat ada saja komentar dari kami semacam

Saat kita menerima gaji tiap bulan, tiap bulan juga bikin list pengeluaran, dan sering sekali kita memasukkan kebutuhan yang tidak perlu di dalamnya. Ketika terjadi kenaikan gajipun sama, yang terjadi sama tidak pernah cukup. Tiap kali gaji naik bulan depan, kita juga menambah daftar barang yang harus dibeli meski barang itu kita tidak perlu. Ketika kita tidak bisa mengendalikan berapa uang yang harus kita keluarkan digaji berapapun kita tidak pernah cukup. Mengandalkan kenaikan gaji tiap bulan adalah suatu hal yang sulit dilakukan, kadang bahkan tidak mungkin tergantung dari posisi perusahaan apalagi di saat resesi ekonomi. Bahkan yang terjadi sebaliknya pengurangan pendapatan perbulan karena kurangnya jam lembur atau bonus misalnya.

Kenaikan gaji adalah faktor eksternal yang tidak mudah untuk dikendalikan. Kita tidak mungkin minta kenaikan gaji pada majikan atau bos tiap bulan. Ketika pendapatan perbulan kita1 juta, maka yang bisa kita lakukan adalah memperkecil pengeluaran agar tidak lebih dari nilai itu. Kita harus mampu mengendalikan diri kita terhadap keinginan membeli barang mewah misalnya jika barang itu tidaklah sangat kita butuhkan.

Mungkin lebih tepatnya tau diri, kebanyakan kita membeli sesuatu bukan karena kita perlu, tapi karena perasaan ingin wah, malu sama teman, atau pacar. Hal ini lah yang membuat kita tidak bisa mengendalikan pengeluaran kita.

Banyak menyimpan uang, sedikit mengeluarkan uang mungkin adalah kalimat yang pas untuk penghematan. Berapapun gaji yang kita terima kita memperkecil pengeluaran dan disitu kita akan berlatih untuk mencukupkan diri dengan kondisi yang ada. Tidak memaksakan diri untuk memiliki sesuatu ketika ada kebatuhan lain yang lebih mendesak untuk di penuhi.

Sebelum kita bisa mengendalikan seberapa besar pengeluaran tiap bulan, digaji berapapun kita tidak pernah cukup......!

Hello

Sudah beberapa lama aku tidak kunjungi blog ini.
Disaat rencanakan buka blog, tiba-tiba berubah pikiran............! Malahan dapat situs yang lain, meski situs tersebut juga membuat aku sedikit banyak pengetahuan atau pemikiran baru. Aku sangat menyukainya juga, seperti yang kuinginkan. Aku ingin melakukan sesuatu hal yang belum pernah aku alami, rasanya tertantang dengan suasana baru atau situasi baru. Tapi kesempatan yang ada padaku belum bisa membuatku menemukannya. Mungkin termasuk salah juga ketika aku sering menunggu kesempatan untuk mendatangi ku lalu aku menjempunya. Semestinya aku sendiri yang menciptakan kesempatan itu, namun aku belum tau caranya. Ketika ku mengetahui caranya, ada ego dalam diri yang membuatku lemah untuk maju. Semacam ketakutan dalam diri yang mengusai, padahal aku tau sesuatu yang kutakutkan justru jarang terjadi dalam kamusku selama ini.

Sabtu, 01 November 2008

Kerja

Bukan apa yang kau kerjakan,

Tapi apa yang kau pikir dan rasakan....

No matter what you do ..........

But what you think and feel ......

We really don't know what is the right thing that should we do......!

Until we did it

Warung Soto Ayam Mulud

Feel The Taste of Our Soto!
So Delicious

By Hari
Jalan Pasar Cawas - Pedan
Sentul Cawas