Dear God,
We Want to Be The Sun or The Moon more than The Star

Ya Tuhan, Jadikanlah kami seperti Matahari, seperti Bulan dan seperti Bintang-Bintang


Terima kasih atas kunjungan anda!




Senin, 28 Juli 2008

Apakah Tuhan Itu Ada?

seorang pemuda yang lama sekolah di negeri paman Sam kembali ke tanah air. Sesampainya dirumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang, Guru agama, kiai atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya Orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut. Pemuda: Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?

Kyai: Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda

Pemuda: Anda yakin? sedang Profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.

Kyai: Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya

Pemuda: Saya punya 3 buah pertanyaan Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya

Apakah yang dinamakan takdir

Kalau syetan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api,tentu tidak menyakitkan buat syetan Sebab mereka memiliki unsur yang sama.

Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba Kyai tersebut menampar pipi si Pemuda dengan keras.

Pemuda (sambil menahan sakit): Kenapa anda marah kepada saya?

Kyai: Saya tidak marah…Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan kepada saya

Pemuda: Saya sungguh-sungguh tidak mengerti

Kyai: Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda: Tentu saja saya merasakan sakit

Kyai: Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?

Pemuda: Ya

Kyai: Tunjukan pada saya wujud sakit itu !

Pemuda: Saya tidak bisa

Kyai: Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.

Kyai: Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?

Pemuda: Tidak

Kyai: Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?

Pemuda: Tidak

Kyai: Itulah yang dinamakan Takdir

Kyai: Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?

Pemuda: kulit

Kyai: Terbuat dari apa pipi anda?

Pemuda: kulit

Kyai: Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda: sakit

Kyai: Walaupun Syeitan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, Jika Tuhan berkehendak maka Neraka akan Menjadi tempat menyakitkan untuk syeitan.

Sumber : Apakah Tuhan Itu Ada?

Jumat, 18 Juli 2008

Setahun Pulang Ke Jawa

Besok adalah setahun semenjak kuputuskan untuk pulang ke kampung halaman di Klaten Jawa Tengah. Saat itu aku merantau di kota Batam, bekerja di sebuah perusahaan Jepang, Pt Japan Servo Batam. Aku telah dua tahun bekerja saat itu, dan banyak ilmu baru yang tidak kami dapatkan di bangku kuliaah maupun sekolah. Di perusahaan tersebut aku mengenal kawan, lingkungan, kehidupan, semua serba baru. Jauh dari keluarga, berjuang dan beradaptasi dengan lingkungan kerja dan masyarakat yang menrut saya juga baru. Dari situ juga aku dapat makan dan minum dari jerih payah sendiri, rasanya sangat bangga juga saat itu. Dan disitu juga aku mendapatkan pengalaman yang sangat berharga, tentang pengalaman hidup, pekerjaan, tanggung jawab, prestasi. Kawan, sahabat, atasan yang baik, yang akan selalu aku ingat sepanjang masa, orang-orang yang pernah berjuang, berkarya, berbagi rasa takut, sedih dan gembira bersama.
  • Keputusan Sudah Bulat
Setelah dua tahun di perusahaan tersebut aku pulang ke Jawa, suatu pemikiran yang terus ada semenjak aku menginjakkan kaki di Batam. Aku tidak tahu keputusan itu benar atau salah, karena aku sudah punya alasan sendiri. Dan aku juga sudah minta sama nasihat beberapa orang terdekatku, dan akhirnya aku menentukan pilihan tersebut. Setiap keputusan memang ada resiko, saya telah pertimbangkan dan saya telah memilih. Meskipun masih ada kesempatan terbuka untuk berkarir di perusahaan tersebut. Banyak juga kawan yang bertanya kenapa? Yang saya rasakan saat itu adalah saya hidup dan mati di Jawa. Seperti ada suara hati muncul! Aku harus pulang ke Jawa! Membangun kehidupan baru, berkarya dalam kehidupan masyarkat di sana....!
  • Naik Pesawat Adam Air
Akhirnya kuputuskan pulang, dan untung aku mendapatkan pesawat tiket gratis untuk itu. Aku merasa beruntung, mendapatkan tiket untuk berangkat dan pulang sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Dalam hatiku saat itu, inilah saat yang aku tunggu, berharap perubahan yang lebih baik. Rindu pada keluarga dan para sahabat di Jawa, banyak sekali rencana yang telah aku susun sesampai dirumah nanti.
Aku naik pesawat Adam Air dari Hang Nadim ke Adi Sucipto Yogyakarta, dan transit Jakarta. Saat itu kuingat bersamaan dengan pertandingan sepak bola mungkin antara Jepang-Indonesia, sayang Indonesia mengalami kekalahan. Berangkat dari Bandara Hang Nadim sekitar pukul 1600 WIb, dan sampai di Bandara Yogya pukul 19.00 Wib. Kakakku Mas Suraji, yang tinggal di Klaten sudah aku hubungi sebelumnya untuk menjemputku, telah menunggu kedatanganku. Kami coba untuk mengambil motor yang telah aku kirim dari Batam, namun saat konfirmasi ke petugas, motor tidak lagi di Bandara tetapi sudah dipindah ke agennya dan bisa diambil besok pagi. Akhirnya nginap di tempat masku, dan esok hari aku mengambil motorku, terus pulang.
Sampai di rumah aku lihat suasana di desa sangat lain, terasa ada perubahan bangunan, maklum akibat gempa banyak menyebabkan rumah rusak. Saat itu satu dua sudah ada yang diperbaiki karena bantuan dari pemerintah sudah turun sebagian.
  • 2 Tahun = 12 Hari
Hari hari pertama di rumah, aku masih dalam kondisi sakit demam, aku tidak tahu kenapa. Sebenarnya aku sudah merasakannya di kota Batam seminggu sebelum pulang. Aku kira sakit ringan saja, karena yang kurasakan saat itu pusing dan demam. Satu minggu berlalu dan aku masih merasakan sakit seperti makin berat saja. Dalam hati kenapa tidak sembuh- sembuh ya, bahkan saat itu aku berpikir bahwa aku ajalku sudah dekat. Aku tidak pernah bilang sama siapapun saat itu, aku takut membuat mereka jadi kawatir tentang aku. Menjelang hari ke 8 dirumah aku merasakan badanku terasa mending dan bisa dikatakan bahwa aku telah pulih dan sehat. Namun lain halnya dengan kakakku Rusmanto, seperti kulihat dia sakit, aku kira sakit ringan. Aku baru tahu malamnya dia demam, makan susah sepertinya juga gelisah. Kami dulu pernah mengalami hal yang sama dan hanya beberapa hari kemudian sembuh. Aku coba untuk pijat dan kasih balsem spertinya membantu dan bisa istirahat. Keesokan harinya dia bisa main lagi seperti biasanya, dan aku kira memang sudah sehat, cuma sakit ringan pikirku. Malam kedua kambuh lagi aku rasakan saat itu bahwa dia akan pergi entah kemana, seperti dia melihat sesuatu, ketakutan. Aku jadi tidak tega, terpaksa aku batalkan untuk bertandang ke rumah teman. Aku juga minta maaf sama dia karena ingkar janji, aku bilang ada urusan mendadak. Akhirnya aku menemani kakakku bersama simbok, tidur di dekatnya. Dia bisa tidur nyenyak sampai pagi, sperti biasa, pagi harinya dia main waktu itu aku kasih marah. Di rumah saja biar cepat sembuh, saat itu aku lagi perbaiki motor, servis ringan pikirku. Tapi yang terjadi malah motor rusak, ulir tempat busi aus dan bertanya dalam hati ada apa ini? Beruntung kakakku Edi S pulang, aku minta antar ke bengkel, dan beruntung biayanya tidak mahal cuma 17 rbu. Aku kira harus ganti apa mencapai ratusan ribu. Malam ketiga kakak sakit kambuh lagi, demam, keringat dingin, dan gelisah. Dan saat itu aku rasakan seperti ajalnya sudah dekat, aku berdoa sebisaku. Bersama simbok kami pijat tangan dan kaki, aku rasakan reaksi tangan dan kaki lain, aku pencet tetapi tidak kembali. Sepintas pikiranku ke arah sana saat perpisahan sudah dekat. Waktu itu sekitar jam 11.00 simbok bilang aku untuk tidur saja dulu biar dia yang jaga kakak, nanti gantian. Aku tidur tidak jauh dari mereka, saat itu aku gelisah dan sesekali terbangun tapi aku tak mampu menengoknya. Meski dalam hati aku tahu dan merasakan bahwa sebentar lagi akan ada perpisahan. Sekitar 02.30 simbok memanggil nama kakakku sambil menangis, aku terbangun dan termangu dan ternyata kakakku sudah tiada. Meninggalkan kami, menuju ke surga ya ke surga Allah. Segala sesuatu adalah datang dari Allah, dan akan kembali pada Nya. Saat itu adalah hari ke dua belas aku di rumah, dan aku beruntung bisa menemaninya di hari hari terakhir di dunia. Segera ku hubungi semua kakakku dan keluarga terdekat, dua temanku SMA, serta memberi kabar kepada mereka para tetangga. Keluarga yang didekat bisa berkumpul, hanya satu saja kakakku Warsidi sekeluarga yang tidak bisa pulang. Maklum mereka tinggal di Palangka Raya, dan atas segala pertimbangan tidak bisa pulang saat itu. Aku berpisah selama dua tahun, bersama selama dua belas hari menjelang kepergiannya. Aku merasa beruntung bisa bersama di hari-hari terakhirnya, aku ikut merawatnya saat sakit, turut membawa jenazahnya dan menguburkannya. Sebagai adik aku merasa belum mampu memberikan yang terbaik untuknya. Kakakaku Rusmanto sangat baik pada keluarga, tetangga dan masyarakat sekitar. Tidak suka berbuat jahat, tidak mengambil hak milik orang lain dan suka menolong tetangga tanpa berharap imbalan. Meski dia lain dari kami saudara2 yang lain, tapi kami tahu dia punya kelebihan! Segala sesuatu atas kehendak Allah, jadi kenapa kita harus sombong pada sesama hidup, merasa lebih dari yang lain. Segala yang makhluk bernapas pasti mati, cuma masalah waktu, dekat atau lambat saja.
  • Setahun Kepergian Kakakku
Tanggal 19 Juli 2008 adalah tepat satu tahun kepergian kakakku Almarhum Rusmanto dalam perhitungan jawa, dan satu tahun aku telah pulang kembali di Desa/Jawa. Kami sekeluarga berdoa untuk arwahnya semoga Allah mengampuni dosa-dosanya selama di dunia, meluaskan kuburnya, memberi ketenangan dalam alam kubur, memberi tempat yang lebih baik. Bagi kami sekeluarga semoga Allah memberikan kesabaran, ketenangan baik hati dan pikiran, rezeki, keluarga yang sakinah mawadah dan warahmah serta kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan semoga kelak Allah menempatkan almarhum dia di dalam SurgaNya bersama kami para keluarga dan para kekasih Allah yang lain. Amin
Aku berharap kita bisa bertemu lagi walau hanya dalam mimpi! Kami akan selalu mengenangmu dan selamat jalan!
In Our Memory : Alm. RM. Rusmanto (Sukoco/Heru)
21 Oktober 1974 - 1 Agustus 2007

Jumat, 11 Juli 2008

Yang Selalu Hadir

Aku ingat sekali di masa kecil ku bersama bapakku, suatu kejadian yang sangat berkesan bagiku terhadap sosok Bapak. Bapak yang mengukir jiwa dan raga kami sekeluarga, merawat, menjaga dan berjuang setiap masa. Dengan rasa sabar dan penuh dedikasi, mengabaikan rasa sakit dan lelah Bapak berusaha mencukupi kebutuhan kami dan harapan hari esok lebih baik.
Pendidikan No Satu, Lainnya No Dua
Bapakku seorang petani yang ulet di desa kami dan sangat konsen dengan pendidikan anak-anaknya. Berharap kelak menjadi orang yang lebih dari sekedar petani, empat dari 6 bersaudara kami dapat menlanjutkan studi yang lebih tinggi. Meskipun disini kuliah bukan jaminan kesejahteraan, hal itu cukup membuktikan perjuangan dan usaha kami sekeluarga. Yang ada dalam pikiran kami adalah bagaimana caranya bisa kuliah lebih tinggi dan untuk mencapai tujuan itu kami harus membatasi keinginan lain, karena keterbasan ekonomi keluarga!
Aku ingat sekali waktu itu aku masih sekolah TK, pagi hari aku menangis! Aku tidak ingat banyak kenapa, yang teringat saat itu aku tidak mau masuk sekolah. Padahal saat itu sudah memakai seragam sekolah, Bapak sangat risau sekali. Beberapa usaha dia lakukan agar aku mau berangkat ke sekolah, mengantar dan memberi uang saku untuk jajan di sekolah. Padahal kami tidak terbiasa dengan uang saku saat pergi ke sekolah. Singkatnya aku jadi berangkat sekolah diantar Bapak pake sepeda, baru sekali aku ke sekolah di antar, biasa berangkat sama kawan dengan berlari. Sekolah TK kami tidak jauh dari rumah, lima menit berjalan sudah sampai.
Namun saat itu uang saku aku belikan apa, ........ Aku tidak ingat lagi..!
Lagi pada saat kelas 6 SD pernah aku bilang sama Bapak, kalo aku lulus SD mau jual es saja tidak usah sekolah lagi. Sepertinya saat itu Bapak tidak rela aku tidak sekolah aku kena marah. Memang aku saat itu tidak tahu mana yang lebih baik, antara sekolah jenjang lebih tinggi dan tamat SD. Aku saat ini merasa beruntung, pada saat itu Bapak marah, jadi aku terus melanjutkan ke sekolah bahkan sampai kuliah. Aku jadi tahu banyak hal dan aku merasa memang otakku mampu, aku menyukai sekolah, aku berprestasi. Aku menyukai IPA, Matematika, Fisika, dan aku menikmati pelajaran itu. Para Guru suka padaku, image keluarga diperhitungkan di masyarakat.
Langkah Kecilku Tak Sejauh Langkah Bapak
Peristiwa lain yang masih teringat di masa kecilku mungkin umurku baru 5 tahun. Pernah suatu waktu kami harus kerja ke sawah, saat itu sedang musim tanam. Pagi kami berangkat ke sawah, aku berjalan dibelakang bapakku. Saat iku aku pake topi namun tidak bawa perbekalan sedang Bapakku membawa cangkul dipundak dan sabit dibelakang. Yang kuingat waktu itu adalah kenapa aku selalu tertinggal dari pada Bapak? Padahal beberapa kali saya mencoba mendahului dengan berlari. Sehingga posisiku beberapa langkah didepan Bapak lalu berjalan biasa. Namun beberapa saat kemudian aku tertinggal lagi, begitu berulang ulang. Terasa sekali langkah Bapak lebih cepat, dan aku seakan tak mampu mengimbanginya. Saat itu aku berharap bisa berjalan bersama disampingnya, sesaat memang bisa tetapi lebih banyak tertinggalnya.
Aku baru sadar bahwa langkahku saat itu tak sejauh langkah Bapak, aku harus banyak berlari!
Sama yang kurasakan saat ini, Aku masih jauh dari impian orang tuaku. Dan sepertinya
aku harus lebih banyak berlari lagi.........!
Aku tidak tahu mengapa aku begitu terkesan dengan peristiwa itu saat bersama Bapak. Dan sepertinya aku tidak akan pernah melupakannya............................

Selaras dan Kebetulan

Kebetulan,
Jika apa yang kita perlukan\butuhkan tiba tiba muncul didepan mata, pasti enak ya...!
Pas lagi lapar, ada orang mau nraktir, lagi ingin ke suatu tempat ada teman yang mengantar. Ada rencana telpon\sms teman tapi tidak punya pulsa, beberapa saat kemudian justru dia yang nelpon ke kita, lumayan kan gratis.
Kita memerlukan sesuatu, sesorang menawarkan sesuatu, sudah klop banget. Rasanya seperti sesuatu yang kita perlukan sudah disediakan dan kita tinggal mengambilnya. Meski semua datang begitu saja tanpa kita duga, kita tidak bisa memprediksi datangnya, cepat atau lambat ataukah hari ini, besok atau kapan saja.
Dalam hal seperti ini saya berpikir semua hal itu datangnya dari Allah, kita yang meminta dan Dia yang memberi. Allah memberikan permintaan kita dengana cara yang tak terduga dan kita tidak tahu Allah memberikannya lewat perantara siapa dan apa dan bagaimana. Menurutku itu sudah kehendak Allah, dan kita manusia tidak dapat memahami logika Allah, dan pasti tidak akan mampu. Kita manusia, banyak menggunakan hanya yang logika manusia bukan logika Allah, banyak berharap dengan logika namun tidak berharap dari yang tak terduga. Logika Allah disini maksudnya adalah bahwa segala seuatu datangnya dari Allah. Banyak hal yang kita rencanakan, tidak sesuai rencana
Selaras
Yang kurasakan akhir-akhir ini adalah seperti ini, seakan semua yang saya perlukan ada dan datang silih berganti. Meski hanya kepentingan sekecil apapun, bagi saya itu adalah nikmat Allah yang diberikan pada saya.
Bagaimana jika hal ini terjadi setiap hari, sepertinya terasa bahagia.! Memang bahagia..... Permintan kita selaras dengan kehendak Allah. Bukan kita yang minta tetapi Allah berkehendak bahwa kita meminta hal itu. Menatap hari esok lebih cerah, optimis, kreatif dan cerdas.

Kesenangan Perbedaan dan Kekasih

  • Kesenangan
Sudahkah kita menemukan kesenangan pada apa yang kita sedang lakukan. Jika belum temukanlah, jika sudah maka teruskan dan nikmatilah, karena anda sudah punya alasan yang tepat. Banyak orang membayar lebih terhadap seuatu yang memberi kesenangan padanya sementara pada orang lain tidak. Dan orang lain justru tidak menemukan kesenangan padanya.
  • Perbedaan
Banyak orang takut pada perbedaan, padahal kita melihat sesuatu yang bagus di dalamnya
  • Sahabat/Kekasih
Sahabat atau kekasih ibarat langkah kedua kaki kita ketika berjalan ke suatu tujuan.
Aturannya langkah kaki harus bergantian, selaras, sama tujuan.

Akhirnya Teratasi Juga

  • Ide Sesaat Yang Tak Terduga
Kemarin aqu main ke tempat kakakku Mas Suraji di Tangkisan Pos dekat stasiun Srowot. Berangkat sekitar pukul 10 pagi, ide sesaat yang tidak saya pikirkan, datang begitu saja untuk main kesana. Aku masih ada rasa penasaran pada keponakanku, Nazhim (6) dan Izzah (3) namanya. Hampir saja aku putus asa untuk mendekatinya, tiap kali bertemu baik di rumah kami atau di rumah kakakku. Aku harus berpikir seribu kali agar mereka bisa dekat sama aku sebagai Om/Paman. Komunikasi kami seakan terputus begitu saja, hingga aku diamkan saja tiap kali bertemu, dengan agak sedikit acuh. Menemukan cara agar aku dapat meraih simpatinya adalah suatu hal sangat sulit. Aku pun gak tahu/paham kenapa bisa begitu! Merayu anak kecil saja gak bisa apalagi merayu orang dewasa lagi lebih pintar, pasti diperlukan tenaga ekstra.
  • Di Rumah Bu Heru
Singkat cerita sampai di Tangkisan, rumah ternyata kosong! Kakakku Mas Suraji belum pulang, begitu pula kakak ipar. Memang aku tidak kasih tau mereka lebih dulu, maunya spontanitas sehingga mereka tidak bertanya tanya kenapa aku main kesana! Gagasan untuk mampir di rumah mertua kakakku, disana kutemui ibu Heru dan keponakanku Nazhim yang memang sering main disana daripada di rumahnya sendiri. Mungkin belum terbiasa di rumah sendiri yang baru dan jarak ke tetangga agak jauh, sekitar 100 meter, dari pengamatanku anak sebayanya juga belum ada di sekitar tempat tinggal. Di rumah mertua kakakku aku berbincang sama Ibu Heru, tentang keadaan keluarga, perjuangannya bersama suami/P Heru membesarkan dan merawat anak-anaknya. Seperti orang tua pada umumnya, mereka bangga sekali bisa bercerita tentang masa lalu atau masa kecil mereka. Berjuang bersama dalam keluarga untuk menghadapi kehidupan yang selalu berubah setiap masa. Aku memang senang mendengar cerita dari para orang tua tentang masa kecil atau perjuangan mereka di waktu dulu. Sepertinya pada masa muda mereka ada kenangan yang bisa aku jadikan teladan. Aku ingin mendapatkan.pelajaran/hikmah dari kisah mereka di masa lalu, yang kelak bermanfaat bagiku. Saat berbincang kesana kemari kami memang sedikit mengabaikan keponakanku itu. Aku merasa bahwa aku telah gagal mendekatinya, aku coba beberapa kali untuk membujuknya, agar keponakanku mau ke ajak kemana lah asalkan bersama. Satu dua tiga kali coba gagal, aku menyerah! Setelah berapa lama berbincang terus makan siang. Beberapa kali kulihat Nazhim pulang ke rumahnya pake sepeda kecil, katanya mau lihat barang kali Bapak/Ibunya sudah pulang. Namun sepertinya belum pulang juga, hingga aku punya ide untuk menunggu kepulangan mereka di rumah bersama keponakanku Nazhim. Naik motor bersama, tapi Nazhim rupanya tidak mau, ya sudah aku berangkat sendiri, rumah mereka tidak terlalu jauh, sekitar 200 meter saja.
  • Sepuluh Ribu Rupiah
Ya sudah aku berangkat sendiri pake motor, menunggu disana. Tak berapa lama menunggu Nazhim menyusul ke rumah naik sepeda kesayangannya. Aku heran juga, ada ide mendekatinya dengan kasih uang Sepuluh Ribu! Pertama reaksi tidak begitu kelihatan, aku coba bertanya tentang hal-hal kecil, yang selama ini dia suka, tentang sekolah/badminton/pelihara ikan atau tentang adiknya. Pertama jawaban agak masuk / nyambung, lama lama dia kasih saran aku untuk menhubungi Ibunya lewat HP. Aku bilang HPku lagi low bat, jadi tidak bisa untuk sms, dia sarankan untuk jemput ke sekolah saja. Aku bilang belum tahu sekolah tempat ngajarnya dimana. Aku tanya dia balik, Nazhim tau tidak, kalau tahu mau tidak ngantar kesana. Diluar dugaan dia bilang mau, wah kebetulan........... yang selama ini aku impikan hampir terlaksana. Keputusan kami untuk ke Sekolah sudah bulat sehingga kami berpamitan dulu pada ibu Heru kalau Nazhim bersama aku. Aku membisikinya biar dia sama aku sebentar, kesempatan yang harus aku manfaatkan. Nazhim mau kuajak bersamaku, dan diijinkan, ibu Heru memang tahu jika kami memang kesulitan berkomunikasi, jadi rencana kami disetujui. Kami jadi berangkat bersama, memang agak jauh juga sekitar 10 menit perjalanan. Tapi aku merasa lega impianku bisa terwujud, kami berkeliling ke sekolah Ibunya dilanjutkan ke sekolah Bapaknya. Dan saya beruntung tidak bertemu di Sekolah ternyata mereka sudah sampai di rumah, mungkin jalan yang kami lewati berbeda sehingga tidak berpapasan di jalan. Aku lebih suka begini, jadi aku lebih banyak kesempatan untuk bersama.
  • Main Komputer
Memang benar, setelah sampai di rumahnya mereka berdua sudah pulang. Di rumah kakakku aku dan Nazhim main badminton sesuatu yang sangat menyenangkan. Kakakku sedang mengerjakan tugas dengan komputer, kebetulan baru saja beli komputer baru. Sepertinya Nazhim ingin menunjukkan sesuatu pada saya, permainan di komputer. Tapi saat itu komputer lagi di pakai, sehingga sementara kami main badminton di ruang keluarga. Setelah selesai kami main komputer, pertama kuis Who Want to Be A Millioner. Aku heran juga sama keponakanku ini, baru lulus Tk sudah bisa baca tulis, lagi bisa pake komputer. Selesai itu dilanjutkan game Need fo Speed, mobil racing game, aku bersamanya memandu bagaimana cara mainnya, memang kami menikmati keakraban kami. Setelah beberapa lama waktu saya mohon diri untuk pulang. Akhirnya masalahku teratasi juga dengan ending yang menurutku spektakuler, diluar dugaan, dan pulang dengan perasaan senang, bahagia!
Hari itu aku merasa bahagia sekali.
Berharap hubungan kami ke depan lebih baik saat kami ketemu. Bertemu, bersama, bermain, bergembira.............................!

Minggu, 06 Juli 2008

9 Hal Dalam Menggapai Keberhasilan

9 Hal Dalam Menggapai Keberhasilan

1. Tujuan

Tujuan adalah suatu yang paling utama sebelum kita memulai sesuatu, tanpa itu kita tahu kemana harus melangkah. Tujuan mengarah pada sesuatu yang kita inginkan atau juga hasil yang ingin kita capai. Jika ingin pergi ke suatu tempat, paling tidak kita harus tahu kemana tempat yang kita tuju. Tahu atau tidak tahu bukan sebagai alasan, dua hal itu bisa dilakukan, jika tahu maka hal itu lebih mudah bagi kita untuk pergi. Jika belum tahu kita bisa mencari tahu. Dengan adanya tujuan kita bisa melangkah kemana kita akan pergi.

2. Kesempatan

Yang kita perlukan pertama kali dalam menghadapi persoalan kehidupan sehari-hari adalah melihat sebuah kesempatan/peluang. Dalam segala hal/kegiatan/tujuan, tanpa itu kita stagnan tidak pernah melangkah/berubah.Sesuatu yang sangat kita perlukan, ada orang yang dengan mudah melihat kesempatan di segala tempat ataupun waktu, namun orang lain tidak.Dalam persoalan yang sama Orang lain melihat sebagai kesempatan, sementara kita melihat sebagai masalah. Kita tidak terbiasa melihat persoalan sebagai kesempatan/peluang untuk maju/berubah.Dengan adanya kesempatan, kita dapat melakukan suatu hal untuk mencapai tujuan.
3. Rasa Ingin Tahu
Suatu rasa yang harus kita miliki dalam kehidupan sehari! Kita memerlukannya setiap saat, berharap rasa itu muncul dalam diri kita. Rasa ini sangat diperlukan terutama bagi kita yang belum banyak tahu. Seperti yang dimiiki oleh seorang anak yang baru tumbuh dan berkembang, mereka menanyakan segala hal baru yang ia kenal. Banyak bertanya yang kadang membuat para orang tua justru bingung. Suatu hal yang bagus dalam diri si anak, menandakan anak tersebut berpikir/aktif. Yang diperlukan sebagai orang tua adalah menjelaskan dengan sabar dan telaten dan tentu dengan bahasa yang dipahami anak. Dari situ orang tua juga dituntut aktif mencari jawaban atas pertanyaan si anak. Selanjutnya menuntun si anak pada suatu hal baru lainnya. Bagi kita rasa ingin tahu sebagai first step/langkah awal, menggerakan kita untuk berusaha/bertanya. Dan selanjutnya Rasa ingin tahu memandu kita pada tujuan yang ingin kita capai.Beruntunglah bagi kita yang punya rasa ingin tahu, tiap saat, tiap hari! Membangkitkan rasa itu pada waktu yang tepat, disaat kita perlukan untuk menyelesaikan persoalan.
4. Kesenangan
JIka kita sudah menemukan sedikit saja kesenangan terhadap apa yang seharusnya atau harus kita lakukan akan sangat membantu dalam mencapai keberhasilan tujuan.Seperti terasa dengan sendirinya, kita berpikir, bekerja, berusaha all out untuk mencapainya. Pantang menyerah meski ada rintangann yang menghadang. Akan mengabaikan setiap hambatan dari sisi kanan-kiri terus melihat ke depan (tujuan). Hambatan dianggap suatu hal yang harus ditempuh demi kesempurnaan tujuan.Kita punya alasan yang lebih kuat untuk mencapai tujuan.
5. Usaha\Ulet
Usaha juga sangat berpengaruh dalam pencapaian tujuan, tanpa ini apalah artinya sebuah tujuan, kesempatan bahkan doa sekalipun. Meski bukan yang pertama tapi sangat kita perlukan. Tanpa daya upaya atau usaha berarti tanpa hasil.Apa yang kita nikmati adalah hasil dari usaha kita.Permasalahannya adalah seberapa banyak usaha yang harus kita lakukan. Setiap orang berbeda latar belakang/ kebiasaan/ pendidikan sehingga tentu lain pula dalam melakukan usaha/keuletan. Ada orang yang pantang menyeerah, namun adapula orang yang gampang meyerah pada persoalan yang sama.Orang lain menganggap usaha yang kita lakukan belum seberapa sementara yang kita rasakan adalah sebaliknya.
6. Guru/Pembimbing/Buku yang Tepat
Guru /pembimbing adalah penunjuk jalan bagi kita dalam menghadapi persoalan, kita memerlukan arahan/bimbingan ilmu dari mereka. Mereka membantu kita dalam menyelesaikan setiap persoalan. Paling tidak ide/gagasan dalam menyelesaikan persoalan.Kita harus memilih seorang Guru yang tepat, Guru yang membimbing dengan cara yang benar. Dengan rela/ikhlas dan kesabaran menyalurkan ilmunya kepada setiap muridnya, tanpa berharap banyak dari seorang murid. Dharma bak seorang guru tersebut harus dijunjung tinggi.Karena banyak Guru sekarang mengajar/transfer ilmu tidak sepenuh hati, mungkin karena moral atau memang tidak mampu. Banyak orang pinter/cerdas/menguasai bidang ilmu yang tidak ingin jadi guru, tapi banyak orang tidak pandai /tidak menguasai justru ingin menjadi guru.Temukan Guru yang paling baik diantara mereka! Dan perbanyak Guru yang akan banyak memberikan lebih banyak wawasan dan ilmu.JIka tidak punya guru secara langsung kita bisa belajar dari buku atau jaman sekarang internet. Namun kita harus mendapat buku yang tepat, karena banyak buku yang kita baca menyajikan solusi yang justru kita menghambat kita dalam menyelesaikan persoalan.Buku yang tepat membantu kita dalam banyak hal, apalagi dengan membaca banyak buku.
7. Kreatif
Kreatif, proses berpikir dengan menggunakan berbagai sudut pandang. Dalam bahasa pemrograman komputer if else if else if else................. Mencari pilihan/solusi alternatif pada setiap persoalan. Kreatiftas menjamin otak kita untuk berpikir bebas, tanpa kekangan. Kreativitas harus ada dalam menghadapi setiap permasalahan.Biasa kita terjebak pada sisi negatif dari setiap persoalan/peristiwa sehari-hari.Kita terbiasa dan lebih suka mengambil sisi negatif dari apa yang kita lihat, dengar dan terima dari lingkungan kita, dari teman, keluarga, sahabat dan media. Kita cenderung mengambilnya tiap saat/hari padahal ada sisi positf yang seharusnya justru kita ambil. Kebiasaan ini berpengaruh pada pola pikir kita, kita akan berpikir sempit/sesaat untuk jangka pendek saja.Dari media yang kita lihat/baca, dari pagi sampai malam, menyajikan hal-hal negatif dan sedikit sekali yang menyajikan berita positif. Dan terbiasa kita mengambil yang banyak itu/negatif yang mempengaruhi daya kreatifitas kita. Meksi keduanya informasi/berita negatif maupun positif berdampak pada daya kreativitas kita. Yang kita perlukan adalah kreativitas yang positif, yang membuatkita.
8. Imajinasi
Einstein seorang fisikawan bilang bahwa 'Imagination more than knowlegde' imajinasi lebih dari ilmu pengetahuan. Imajinasi berasal dari kerja pikiran kita bersama kreatifitas menemukan suatu hal baru. Dengan memanfaatkan ini kita bisa menemukan solusi solusi baru untuk permasalahan kita.Kita berimajinasi sebelum bertindak, kita bisa menganggap bahwa imajinasi adalah proses berpikir, berpikir tentang suatu hal yang belum nyata untuk dibuat nyata. Banyak para ilmuwan yang menggunakan imaginasi dalam menemukan inspirasi mereka. Banyak karya-karya yang terkenal terbentuk karena proses imajinasi. Banyak penemuan hal-hal baru dari proses imanjinasi.Diawali dengan imajinasi,terbentuk kreativitas lalu usaha untuk mencapai tujuan itu.
9. Doa
Doa merupakan bagian yang paling penting bagi manusia dalam segala hal/tindakan, tujuan yang baik disertai dengan doa. Doa mengingatkan kita pada keberadaan Allah, apa yang kita lakukan, usahakan adalah karena Allah. Dengan mengingat akan Allah, membuat kita berpikir tentang seberapa kekuatan dan kelemahan kita. Hal ini bermanfaat saat kita mengalami kebuntuan atau kehilangan kreativitas, imajinasi.Dalam doa memunculkan ketenangan/keheningan dalam diri kita, yang sangat kita perlukan dalam berkreasi/usaha. Dalam doa ada istirahat untuk otak, anggota badan, yang sangat diperlukan disaat kita mengalami kepenatan. Inspirasi, kreativitas, imajinasi muncul dalam diri kita saat dalam kondisi tenang.

Fisika itu Menyenangkan

Fisika itu Menyenangkan
Benar.......!
Bahwa ilmu fisika itu menyenangkan, ilmu alam yang sangat luas. Namun banyak juga orang tidak menyukainya bahkan membencinya. Terasa seperti momok yang menakutkan. Begitu juga jika bertemu guru atau dosen fisika. Yang terbayang adalah sosok gondrong seperti mbah kita Albert Einsteinilmuwan fisika yang sangat populer sampai abad ini.
Kita banyak belajar dari ilmu tersebut.Ilmu fisika menjelaskan baik dari yang sederhana sampai yang rumit sekalipun. Dari yang sederhana : dorong meja, pasang paku pake ilmu fisika, sampai yang rumit mesin pesawat/kapal, juga yang tidak nampak listrik, cahaya (ada juga cahaya yang tidak nampak), yang kadang membuat banyak orang heran, ngapain pake gitu segala. Orang Fisika itu orang yang aneh dan kadang juga ada yang menyebut gilllllllla.Mereka memperhatikan, membahas ataupun menganalisa sesuatu yang sebenarnya sepele karena mereka tidak pernah memikirkan hal-hal kecil tersbut.

Warung Soto Ayam Mulud

Feel The Taste of Our Soto!
So Delicious

By Hari
Jalan Pasar Cawas - Pedan
Sentul Cawas