Dear God,
We Want to Be The Sun or The Moon more than The Star

Ya Tuhan, Jadikanlah kami seperti Matahari, seperti Bulan dan seperti Bintang-Bintang


Terima kasih atas kunjungan anda!




Sabtu, 20 Agustus 2011

Pekerjaan Yang Sesuai?


Aku melihat bagaimana berbagai kebiasaan binatang mencari rezeki:
1 Semut mencari kesana kemari, jika sudah menemukan gula lalu memanggil kawannya. Kecil kecil makan juga kecil. Spertinya mereka para semut tidak pernah istirahat untuk tidur
2. Ular, mencari makan ketika telah lapar lalu setalah itu tidur beberapa lama
3. Katak, sabar menunggu diam diam mengamati hingga mangsa itu dating lalu menangkapnya
4. Gajah mencari makan rumput kecil kecil dalam jumlah banyak
5. Wulung/Elang terbang tinggi mencari dan menyambar mangsa
6. Harimau makan yang besar besar
Dari ke enam binatang itu masing masing mempunyai keunggulan dan kekurangan juga terkait rezeki yang di dapat. Binatang yang kecil rezekinya juga kecil dan binatang yang besar rezekinya juga besar. Tidak bisa dibalik, semua sudah di atur sesuai peraturan dan logika Tuhan.
Juga ketika di antara ke enam macam binatang itu ‘kalau punya pikiran/rasa iri’ minta dirubah menjadi bnatang lain yang lebih besar. Atau berusaha melakukan sesuatu yang bukan kebiasaanya.
Ini adalah filosofi dalam memilih pekerjaan, selama ini aku bingung pekerjaan apa yang baik. Dalam perjalanan panjang aku berubah dari satu pekerjaan ke pekerjaan karena melihat orang lain. Tanpa melihat bakatku dan juga kemampuanku, atau meskipun aku sudah menemukan kesenangan dalam memilih pekerjaan seseorang yang dekat denganku bilaang ‘Jangan kerja disitu’.
Saat itu aku mudah terpengaruh orang lain karena aku melihat dengan mata dan telinga! Aku juga menggunakan pikiran yang benar meski dalam hati baik. Ini adalah kesalahan karena aku tidak tahu secara benar apa yang aku inginkan. Aku lebih suka ikut orang sehingga aku tidak perlu berpikir, lakukan saja pekerjaan sudah selesai dibayar.
Tapi satu hal yang bertentangan setelah aku menyadari bahwa aku ini orang yang suka berpikir dan merenung apalagi suka membaca banyak buku beragam. Aku membaca beberapa kitab suci dan aku juga membaca Al Qur an, tapi aku menemukan pemahaman yang lain dengan orang orang disekitarku.
Tidak masuk akal, ketika seseorang berani mengatakan Islam yang paling benar, tapi hidupnya sering mengeluh dan membuat hidup tidak tenteram dalam masyarakat dan negara. Secara logika sederhana kita beragama untuk mencari ketenangan dan kedamaian dalam hidup baik dunia dan akhirat. Jika di dunia (tahap awal) saja merasa menderita apalagi tahap akhirat berikutnya. Kesimpulan ku sementara karena pemahaman yang salah dari sebagian kita umat Islam. Seperti pernyataan Dr Soepomo (Kitab suci dan pancasila itu benar, tapi siapa yang berani menjamin bahwa kita menafsirkannya secara benar. Masalah persepsi)
Aku berusaha merubah mindset dan mengatakannya kepada orang dekat di sekitarku. Sejauh ini bagus.
Perjalanan waktu aku terpanggil karena terpaksa aku harus berpikir keras. Aku tidak tahu, seseorang ingin mendaki ke puncak gunung, aku ikut saja. Aku melihat orang yang didepanku seorang yang berpengalaman dan aku menilai dia berbakat. Berjalannya waktu aku mulai lelah sepertinya ada yang salah antara tujuan dan proses yang dilalui, berlawanan arah.
Dengan susah payah waktu itu aku berusaha berpikir dan juga melihat lihat siapa yang pernah ke puncak gunung lewat biografi. Pada akhirnya aku menyukainya, aku berpikir aku berimajinasi dan dalam tidurpun aku bermimpi. Aku berusaha untuk realistis, akhirnya aku putuskan daripada terus dalam ketakutan. Aku bermain main saja, aku punya keinginan aku berdoa kepada Tuhan aku main main dengan pikiranku. Kadang aku bekerja cepat dan kadang aku ingin terlambat saja, tergantung. Ketika aku belum menemukan alasan yang tepat, aku tidak akan melakukannya meski aku bisa. Aku beruntung dengan begitu aq sering mendapatkan keajaiban keajaiban kecil yang aku yakin suatu saat akan datang keajaiban besar.
Resiko bermain main adalah hampir tidak ada kecuali rugi waktu, tapi menurutku bukankan hidup untuk menikmati kesenangan (arti positif). Aku dulu pernah bertanya pada sesorang di luar negeri apa cita citanya. Dia menjawab kesenangan hidup! Waktu itu aku berpikir negative langsung terbayang narkoba diskotik pesta dan sebagainya. Beberapa lama aku tahu, akulah yang salah menafsirkan memaknai ‘menikmati hidup dengan persepsi negatif’. Orang lain menikmati kehidupannya tapi kenapa aku mengingkari mereka.
Pilihlah pekerjaan yang kamu suka dan nikmatilah semuanya hasilnya dan juga resikonya. Jika kamu rela melakukan suatu pekerjaan bahkan bisa bertahan berjam jam. Kamu bisa nyaman dengan itu semuanya apalagi sampai dengan hati rela tidak dibayar atau rela dibayar sedikit. Itulah tanda bahwa kamu telah menemukan pekerjaan yang tepat. Jika kamu menekuninya suatu saat akan menjadi besar dan menemukan keberuntungan. Jangan menyerah, berdoa dan sabar adalah resep berikutnya
Sesuatu yang baru kuketahui setelah kesana kemari…….!
Saat ini aku sudah impian besar dan aku sudah tahu resikonya dan aku sudah tutup telinga rapat rapat. Takkan ada lagi orang lain yang bisa menghentikannya (ibaratnya seperti itu) kecuali Tuhan. Seseorang dekat dan kuhormati pernah memarahiku, aku tetap konsisten. Jika aku ditanya sebaliknya aku telah belajar sesuatu dari beliau. Dan senang sekali aku mendapatkan hadiah di saat yang sama.
Aku buat program dalam pikiranku dan tak akan berubah kali ini….! Untuk menuju impian itu aku melakukan banyak hal. Aku memberikan pengaruh kepada beberapa orang yang berpotensi. Aku sadar tidak ada yang bisa dilakukan sendiri untuk pekerjaan besar. Perlu banyak orang ahli dan cerdas.
Memulai dari akhir, begitulah. Aku menentukan tujuan utama, kemudian mencari tujuan sebelumnya dan sebelumnya hingga sampai keadaan sekarang.
Ketika aku mengetik sampai disini mungkin kamu memikirkanku dan aku bisa rasakan.
Beberapa waktu lalu aku bertemu seorang dosen dan beliau sangat mempengaruhi dan aku mau saja dipengaruhi karena itu masuk dalam daftar. Suatu jalan yang mungkin. Meski aku sadar sesuatu yang tidak aku inginkan sejak masuk kuliah. Karena aku tidak meningingkan, jadi tidak ada persiapan. Jadi aku juga realistis dengan semuanya. Aku hanya menggunakan keyakinanku karena aku telah melihatnya dalam mimpiku.
Satu hal lagi seorang yang cerdas, memberikan saran tetapi tidak melihat situasi dan keadaan. Pada akhirnya akan membuat orang yang disarankan mengalami kesulitan. Barangkali memang orang itu cerdas untuk dirinya sendiri tapi tidak bisa menularkannya kepada orang lain. Beruntung ketika orang itu sudah sadar dan resiko, sehingga tidak ada lagi menyalahkan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warung Soto Ayam Mulud

Feel The Taste of Our Soto!
So Delicious

By Hari
Jalan Pasar Cawas - Pedan
Sentul Cawas