Dear God,
We Want to Be The Sun or The Moon more than The Star

Ya Tuhan, Jadikanlah kami seperti Matahari, seperti Bulan dan seperti Bintang-Bintang


Terima kasih atas kunjungan anda!




Sabtu, 20 Agustus 2011

PANDAN WANGI

Beberapa tahun lalu aku ingin sekali menanam sesuatu yang berbeda. Berangkat dari pemikiran, ketika aku melihat di sekitar rumahku dan juga tetangga. Semua tanaman hampir sama, pisang mangga dan beberapa tanaman lainnya. Pertanyaanku dalam pikiran ‘Why ?’ muncul.Kenapa tidak menanam tanaman yang berbeda lalu aku menanam sesuatu, pertama ada pertentangan dari orang tua. Aku berikan penjelasan yang pada awalnya susah dan akhirnya mereka paham dan bisa menerima. Ini adalah persepsi ketika kita melakukan sesuatu apapun kita harus mempunyai alas an yang tepat kenapa melakukan itu semua. Aku berpikir jangka panjang 5, 10, 20 30 tahun lagi bukan sekedar besok atau minggu depan.

Orang tak mampu (financial atau juga secara ilmu) hanya berpikir tentang hari ini dan besok, mereka banyak terjebak ketakutan! Dan tidak tahu harus berbuat apa untuk hari ini apalagi perencanaan untuk besok dan besok lusa. Lagi mereka dalam jumlahnya banyak, mereka semua perlu penunjuk jalan membutuhkan orang lain yang mampu.

Sebaliknya orang kaya (financial, jabatan atau juga secara ilmu atau memiliki ketiganya) akan berpikir lebih banyak tentang masa depan, mereka menginginkan sesuatu, merencanakan dan melaksanakan nya hingga berhasil karena mampu.

Tiba saat keinginan itu muncul untuk menanam Pandan Wangi, aku dapatkan dari mimpi seseorang. Aku terinspirasi untuk melakukannya! Aku ingin sekali tapi aku tidak tahu dimana mencari. Aku berpikir beberapa peluang alternatif sehingga akhirnya aku menemukan. Beruntunglah apa yang kucari aku dapatkan. Aku tidak tahu kenapa aku medapatkan dari belakang rumahmu. Atas bantuan seorang wanita dan kamu tidak tahu.Bentuknya seperti ‘Ular Naga’ saat itu aku sedikit kecewa, tapi aku berpikir bahwa aku mencari dan telah menemukan. Aku berpikir untuk jangka panjang, suatu saat akan lebih indah. Aku katanya sudah dibuang, saat itu aku ketakutan tidak tahu kenapa.

Aku membawanya pulang lalu aku tanam, aku taruh sedalam dalamnya bentuk naganya, terlihat adalah daun yang lurus ke atas. Aku sering mengamatinya dan ketika tumbuh dengan sempurna aku sangat senang. Aku hanya menanam dan menyiramnya sekali dua kali setelah itu tumbuh lebat daunnya, saying akarnya belum begitu kuat. Ada cabang dua bagian (mendua/ragu ragu itu tidak bagus), sesuatu yang aku tidak aku sukai. Hingga akhirnya aku ingin sekali untuk memisahkan dan kutanam di tempat lain, apalagi setelah melihat tumbuh akar di dekat cabang itu.

Mengetahui apa yang aku lakukan orang tuaku berpikiran negatif, mereka tidak tahu! (untuk mencapai tujuan kadang kita memang harus menutup telinga rapat2) Aku tetap akan menanam pandan wangi itu. Saat itu di siang hari aku harus menunggu bebrapa saat dan untuk menjaga agar tetap bagus daunya aku taruh di bak air. Aku berubah pikiran, aku segera menanamnya di siang hari, seorang tua yang aku hormati mendekatiku. Bertanya apa yang aku lakukan aku jawab menanam pandan wangi. Selesai menamam, aku ambil air dari masjid beberapa timba ember besar. (Teringat mimpi nabi tentang sumur, untuk Umar bin Khatab).

Setelah selesai aku duduk dan bercerita bersama bapak itu, beliau seorang imam masjid yang sudah sepuh suara bagus apalagi ketika adzan.(Aku melihatnya sebagai Abu Bakar r.a. nya). Waktu itu aku lama termenung, apa yang harus aku katakana. Lalu beliau bertanya tentang Candi Borobudur aku jelaskan. Tapi pikiranku melayang ke yang lain (Damarjati Supajar : Seribu ksatria dalam terkurung sangkar). Aku bertanya beliau kenapa tanyakan itu. Karena belum tahu saja.

Ada anak kecil yang mengejekku, dia meminta sesuatu yang aku tidak punya. Tapi aku tetap tersenyum dan kadang sering aku ejek balik “si Mail dalam Upin dan Ipin”. Aku melihat bajunya dipakai terbalik dan akhirnya menuruti saranku, pergi ke teembok pagar untuk bersembunyi dan membalik bajunya.

Lalu datang penjual rujak dan ikut duduk bersama kami bertiga. Saat itu aku bingung untuk menyapa penjual itu, orang tua disebelahku yang lebih mengenal dariku tidak memberikan respon padanya. Sedikit sedih, kasihan penjual itu…..! Ada seorang pembeli seletah melayani pembeli, penjual tadi duduk. Tapi aku tetap bercerita pada orang tua disebelahku, rasanya memang tak nyaman. Penjual itu pergi lagi berkeliling, dan di saat yang sama seorang ibu memanggilku untuk membantu mengerjakan PR Fisika sekolah anaknya yang kelas 8. Aku berangkat saja kerumahnya di depan teras. Setelah aku dekati dan buka LKS ternyata pelajaran kimia bukan fisik Bagiku kimia itu lebih rumit dari fisika, banyak hal yang telah lupa. Soal menanyakan termasuk ikatan unsur atau senyawa molekul dari sebuah rumus kimia. Aku perhatikan baik baik dan aku Tanya waktu kapan dikumpulkan. Dalam keadaan darurat aku terpaksa melakukan sesuatu, pada awalnya aku menyerah saja. Aku membuka halaman sebaliknya dan menemukan petunjuk dan contoh. Dari situ aku baca lagi instruksinya.

Setelah aku yakin aku paham lalu aku menulis dengan pencil disitu. Baru beberapa huruf aku terhenti aku berpikir ‘jika aku yang menulis adik Lia ini tidak akan paham ’. Aku memanggil ayahnya agar anaknya keluar mendekat, memang kami tidak pernah berkomunikasi dan sepertinya anak itu takut.

Aku tersenyum. Aku bingung juga untuk menjelaskan kepada orang yang belum tahu, aku gunakan perumpamaan ‘kacang atom yang saling menempel’. Terus aku tunjukkan teori di halaman sebelahnya, setelah mulai paham satu persatu anak itu menjawab soal. Sepertinya sudah paham dan mengerjakan sendiri dan tugasku hanya membenarkan. Sampai soal kelima anak itu langsung pergi masuk rumah meninggalkanku sendiri. Aku yakin anak itu sudah paham dan aku merasa senang membantu orang. Aku pulang ke rumah. Dalam imajinasi pikiran ku anak itu Lia adalah kamu Novi, kamu yang punya pencil untuk membuat keputusan dan kamu yang punya penghapusnya. Halaman sebaliknya adalah takdir yang aku lihat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warung Soto Ayam Mulud

Feel The Taste of Our Soto!
So Delicious

By Hari
Jalan Pasar Cawas - Pedan
Sentul Cawas