We Want to Be The Sun or The Moon more than The Star
Ya Tuhan, Jadikanlah kami seperti Matahari, seperti Bulan dan seperti Bintang-Bintang
Terima kasih atas kunjungan anda!
Kamis, 21 Mei 2009
Dunia Baru
Biasa aku begadang sampai pagi...
Biasa tidur di siang hari....
Biasa ketemu sahabat di army net
Pake komputer dan internet gratis, dunia blogging, kompas, kompasiana,facebook
Mulai 09 Mei 2009 kehidupanku berubah
Aku meninggalkan kebiasaan lama
Aku memasuki dunia baru
Dunia yang tidak aku ketahui
Pekerjaan baru, kenalan baru, dan impian baru
Impian baru
Sungguh sungguh baru dan tak pernah terpikirkan sebelumnya
Dan ketika
Panglimaku memerlukanku disisnya
Peperang telah dimulai katanya
Dan sejak itu aku putuskan
Meninggalkan dunia lama dan menuju dunia baru
Sekaranglah saatnya untuk menggapai mimpi
Bahkan tawaran yang menarik bagiku yang datang setelah keputusanku ini
Tawaran yang bagus, dan sebenarnya sangat aku sukai
Namun
Aku serahkan pada orang lain, seorang keponakan teman Alfi Atmaji
Nama ini mengingatkanku pada seseorang
Aku mulai membaca tanda tanda
Yang aku sendiri heran, kenapa nama itu....?
Aku telah memilih takdirku, dengan menghindari takdir yang lain
Jika ditanya mana yang lebih baik dari pilihanku
Jawabku : Untuk saat ini akupun tidak tahu!
Sabtu, 09 Mei 2009
Tiada Nasehat Kehidupan Yang Sempurna
Waktu aku kecil dulu Guru memberi nasehat, "Nak, Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit!". Saat itu aku belum berpikir bahwa kita tak pernah menggapai yang namanya langit itu! Keberadaan langit sendiri adalah tak terbatas, tak terjangkau oleh kita meski dengan pesawat supercepatpun. Jangankan menggapai langit, lha wong menggawai awan yang jelas-jelas lebih rendah saja nggak mampu!
Seiring bertambah usia, Guru yang lain memberi nasehat "Nak, Dalam hidup ini mengalirlah seperti air!". Beberapa saat benar juga memahami nasehat sang guru ini. Namun seiring waktu dan bertemu Guru yang lain yang memngatakan "Hidup ini, janganlah seperti air! Karena sebagaiman logika air hanya akan mengalir ke tempat yang rendah!" Apakah kita akan selalu menuju ke tempat/posisi yang lebih rendah?
Di kesempatan lain Guru yang lain memberi nasehat "Hidup lah laksana lilin, sinarnya menerangi sekitar!" Nasehat ini sangat bagus juga, kita harus menjadi orang yang memberi manfaat bagi orang lain. Namun ketika lilin menerangi ruangan sekitar, dirinya akan meleleh, lama-lama akan habis dan hilanglah terangnya. Apakah kita akan seperti lilin yang lama-lama kehabisan terangnya untuk menerangi orang lain?
Hingga suatu saat aku berpikir bahwa tiada kata yang sempurna untuk merepresentasikan kehidupan ini. Setiap prinsip hidup yang kita pilih ada konsekuensinya ada sisi baik dan buruknya, ada sisi positif dan negatifnya. Bukankah kehidupan manusia itu sendiri memang tidaklah sempurna. Kita lihat saja di dalam kehidupan di masyarakat, setiap orang berharap menjadi kaya, jabatan tinggi, istri cantik, suami tampan, atau anak yang lucu. Namun disisi lain kekayaan yang mereka tidak membuat mereka nyaman, jabatan tinggi justru membawa petaka ke penjara, istri cantik atau suami tampan tapi keluarga tak tentram (karena adanya WIL atau PIL), atau anak-anak yang lucu terjerat narkoba.
Pililah nasehat kehidupan yang ada dan rasakan konsekuensinya, karena tak ada satu nasehatpun yang sempurna!
Selasa, 05 Mei 2009
Mas Andreaz dan BMW 320i
Sering menghabiskan hari-hari di Army Net, kadang mondar-mandir keluar masuk untuk memesan makan atau minum diluar. Dan saat itu akan terdengar suara sepatunya yang khas, layaknya suara sepatu tentara ketika mereka berjalan. Kebetulan diluar banyak yang jual warung makan, Mie Ayam, Soto, Nasi Goreng, bahkan sate juga ada. Karena lokasi Army Net dekat pasar, jadi wajar banyak pilihan untuk makanan. Setahun lalu ketika kami bertemu, Mas Andreaz masih menggunakan motor tuanya Honda-Grand Tahun 97 kesayangannya. Dan rumahnya ternyata dekat, beberapa kilo meter sebelah timur rumahku, dan ketika kami pulang dari Army Net, satu jalan lewat depan rumahku. Sewaktu berpisah Mas Andreaz tak lupa mengucapkan terima kasih, kebiasaan mas Andreaz ini masih membekas di pikiranku, aku menantikan ucapan itu ketika kami pulang bersama. Ucapan terima kasih sering kali keluar dari Mas Andreaz ketika mendapatkan bantuan seseorang tidak hanya padaku.
Pertama kali kenal Mas Andraz mengaku Manajer sebuah perusahaan supplier komputer di kota Solo. Beberapa tahun sebelumnya adalah pegawai bank swasta di solo juga, lalu mengundurkan diri dan mendirikan perusahaan sendiri. Dari kartu nama yang pernah dia tunjukkan padaku, aku salut dengan perjuangannya ketika mendirikan perusahaannya. Banyak suka duka dalam pekerjaan, banyak keluar uang untuk mendekati para kliennya untuk sekedar mentratir waktu membicarakan bisnis yang tentu saja di hotel/resto mewah. Beberapa bulan terakhir Mas Andre menggeluti distributor Notebook merk tertentu untuk area Solo Yogya Semarang.
Kira-kira satu bulan lalu, mas Andreaz datang dengan Sky Wavenya yang baru, aku sempat terkejut juga, motor sudah ganti baru, ada peningkatan. Sebelumnya mas Andreaz sempat bimbang antara beli Mio atau Sky Wavenya itu, setelah beberapa pertimbangan pilihan jatuh pada Sky Wave. Mas Andreaz merasa puas atas pilihannnya itu yang menurutnya dirasa pas!
Dan baru saja tadi malam, Maz Andreaz bawa mobil BMW 320i nya sekitar jam sebelas. Memang sewaktu ada mobil mau parkir di depan Army Net sempat melihat, namun tak mengira bahwa yang bawa mobil mas Andreaz. Setelah berhenti aku memastikan keluar untuk melihat, dan aku lihat Mas Andreaz masih di dalam mobilnya. Aku hampiri, lalu mas Andreaz bercerita mengenai keajaiban yang terjadi padanya. Mengendarai, memiliki mobil idamannya sebagaimana yang dia mimpikan beberapa bulan lalu. Ketika itu mas Andrea punya impian mobil yang lux semacam BMW, namun belum kesampaian mengingat kondisi keuangan saat itu. Bahkan beberapa hari sebelumnya Mas Andrea masih merasakan impiannya itu masih sangat jauh untuk diraih. Ketika mendengar impiannya yang tinggi, dalam hati bertanya-tanya juga, wah kalau aku punya banyak uang, untuk beli mobil mungkin prioritas ke sepuluh.
Mas Andreaz mulai bercerita mengenai kehebatan dari BMW 320i yang baru saja dia dapat. Mengenai body, mesin, accecoris yang bagus apalagi tentang perawatan dari pemilik sebelumnya, kemudian waktu nego harga pada pemiliknya, tentang pembayarannya. Mas Andreaz menganggap keajaiban, mobil impiannya bisa dia raih, merasa bersyukur atas pertolongan Allah. Mas Andreaz merasa bahwa Allah mengirimkan malaikat untuk dirinya melalui!
Ngomong-ngomong aku turut senang juga dipersilahkan melihat desain interior mobilnya, accecoris audionya, dashboard yang lux dan merasakan kursinya yang empuk. Sempat terbayang untuk memiliki mobil juga suatu saat...! Ketika Mas Andreaz menawarkan untuk mencobannya padaku, aku langsung angkat tangan, belum pernah pegang stir mobil......!
Kira-kira mobile Mas Andreaz seperti ini BMW 320i, membuat pemiliknya naik kelas.....!
Warung Soto Ayam Mulud
So Delicious
By Hari
Jalan Pasar Cawas - Pedan
Sentul Cawas