Dear God,
We Want to Be The Sun or The Moon more than The Star

Ya Tuhan, Jadikanlah kami seperti Matahari, seperti Bulan dan seperti Bintang-Bintang


Terima kasih atas kunjungan anda!




Jumat, 19 September 2008

Menghindar dari Persaingan

Banyak dari kita menghindar dari persaingan dan berpikir jika hidup ini tidak ada persaingan saja. Apapun yang kita dapat, berharap tidak ada persaingan di dalamnya. Padahal jika kita melihat ke awal kehidupan kita, kita akan segera tahu bahwa kita tercipta dari persaingan. Bayangkan berjuta-juta sperma yang ada, diperlukan hanya satu saja untuk membuahi sel telur sehingga terbentuklah kita manusia. Sperma yang lain mati!
Demikian juga dalam kehidupan kita ini, hukum persaingan akan tetap berlaku. Yang kuat akan mengalahkan yang lemah, yang kaya akan mengalahkan yang miskin, penguasa menindas yang dikuasai. Setiap yang lemah akan terpinggirkan dari yang kuat lambat laun dan akhirnya mati. Mati dalam hal ini dalam makna yang lebih luas.
Apa yang terjadi, yang kualami dan aku lihat dalam kehidupan, seperti penanaman pola pikir pada anak atau remaja. Semua itu secara sengaja atau tidak telah menghilangkan keberadaan persaingan. Para orang tua tidak senang melihat anak-anaknya bersaing dengan teman-teman seusianya. Mereka tidak rela jika anak mereka kalah dalam perlombaan 17 Agustusan misalnya. Kemudian mereka para orang tua turut campur dan bermain dalam perlombaan dan mengendalikan agar anaknya menang. Secara tidak sengaja mengajarkan sang anak menjadi lemah dan kurang berusaha dengan kemampuan sendiri. Mereka jadi terbiasa berharap bantuan dan belas kasih dari orang tua atau kakaknya mungkin. Seperti seorang raja bersabda, " Kamu duduk dan enak-enak disini saja Nak, kalo ingin tahta nanti saya carikan!" Apalagi jika sampai memilih istri saja harus lebih melibatkan usaha orang tuanya.
Dalam pekerjaan banyak juga orang tua yang berperan banyak tentang pekerjaan si anak. Orang tua memberi intervensi pada kenalannya agar anaknya bisa bekerja dalam suatu perusahaan atau dalam instansi pemerintah. Kalau sudah begini tingkat fair lagi, aturan yang telah ada dilanggar dan persaingan tidak sehat lagi. Dalam sekala besar menjadi tidak relevan, bayangkan saja sebuah negara terisi dengan orang-orang yang masukknya saja tidak fair. Tentu suatu saat akan menjadi beban saat terjadi pengambilan keputusan yang genting. Keputusan yang terjadi menjadi tidak murni lagi, guna menghindari kesalahan dari salah satu golongan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warung Soto Ayam Mulud

Feel The Taste of Our Soto!
So Delicious

By Hari
Jalan Pasar Cawas - Pedan
Sentul Cawas