Dear God,
We Want to Be The Sun or The Moon more than The Star

Ya Tuhan, Jadikanlah kami seperti Matahari, seperti Bulan dan seperti Bintang-Bintang


Terima kasih atas kunjungan anda!




Selasa, 26 Agustus 2008

Tokoh Pandawa Dalam Pewayangan

Beberapa lama aku berpikir tentang yang ada dalam pewayangan, tokoh Pandawa, Kurawa atau Kresna, Sengkuni. Aku ingin mengetahui kira-kira sang penggagas wayang dalam hal ini Sunan Kalijaga dalam menggubah kesenian ini. Seperti ada sesuatu yang ingin disampaikan kepada masyarakat khususnya masyarakat Jawa dalam pementasan wayang. Ada banyak hal yang tidak diperhatikan oleh para penikmat wayang pada umumnya. Tentang kepahlawanan, keunggulan dari para tokoh Pandawa dari pada Kurawa. Juga tentang Kresna dan Sengkuni yang memang sangat berperan dalam kehidupan kedua kubu baik dan jahat tersebut. Wayang dan Islam Menurut ku tokoh Pandawa yang bersenjatakan utama Jimat Jamus Kalimasada yang dipegang oleh Yudistira. Menurut beberapa pemerhati wayang merupakan cara yang bagus yang dilakukan oleh kanjeng Sunan Kalijaga untuk mensyiarkan agama Islam di Pulau Jawa. Dia menggunakan sarana hiburan untuk melakukkan dakwah, beberapa kitab dalam pewayangan telah dibuat untuk melengkapi dakwahnya. Se Antara Pandawa -Nabi Muhammad SAW dan Sahabat. Kita lihat dalam tokoh Pandawa adalah Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa. Dari kelima tokoh bersaudara tersebut masing masing mempunyai kelebihan sendiri sendiri. Dimana Yudistira adalah seorang yang taat agama, bijaksana, tidak mau membunuh/perang dan bersenjatakan jimat Kalimasada. Lain halnya dengan Bima, seorang yang kuat, gagah dan perkasa, mempunyai senjata kuku pancanaka dan gada rujak polo. Arjuna seorang satria yang tampan, dan cerdik trengginas, banyak wanita yang jatuh hati padanya, mempunyai senjata andalan pasopati. Sedangkan tokoh Nakula dan Sadewa adalah saudara kembar sebagai pelengkap Pandawa yang berjumlah lima orang. Keduanya tidak banyak diceritakan dalam pewayangan, tidak ada cerita khusus yang menceritakan kehidupannya. Menurutku jika kita lihat dalam sejarah lahirnya Islam, dimana ada tokoh Nabi Muhhamad sebagai sentral, Abu Bakar, Umar Bin Kathab, Usman dan Ali ada kemiripan dalam tokoh Pandawa tersebut. Dimana Nabi Muhammad sebagai penerima wahyu Al Qur'an di simbolkan sebagai seorang Yudhistira dengan Senjata jimat Kalimasadanya. Yang menurut pemerhati wayang Kalimasada sebetunya berasal dari kata Dua Kalimat Syahadat, termasuk rukun Islam yang pertama. Sedangkan sosok Abu Bakar yang cerdik dan pandai disimbolkan sebagai sang Arjuna,. Abu Bakar adalah kawan Nabi yang pertama masuk Islam, dia termasuk orang yang mempercayai apa yang dikatakan oleh Nabi. Dan hijrah bersama Nabi dan bersenbunyi di Gua Hira. Dan untuk tokoh Umar adalah seorang Bima dimana keduanya mempunyai kemiripan yang sama. Umar adalah tokoh yang mempunyai watak tegas, keras dan tubuh yang kekar. Dia adalah seorang petarung yang hebat yang sering bertarung di Pasar Ukad, dan akhirnya masuk Islam dan mengakui Nabi Muhammad sebagai Rasul. Ada kemiripan dengan kisah Bima bungkus saat terlahir bungkus dan diletakkan di hutan. Pada saat keluarnya dari bungkus Bima menjadi bulan2 seekor gajah yang akhirnya dibunuhnya gajah tersebut oleh Bima. Bisa kita lihat bahwa Nabi Muhammad-Abu Bakae-Umar, mereka bertiga layaknya tiga bersaudara dan di makamkan di tempat yang sama. Sebagaimana dalam pewayangan tokoh pandawa bahwa Yudistira-Bima-Arjuna adalah saudara satu Ibu (Kunti).
Sedangkan tokoh Usman dan Ali, keduanya adalah sahabat Nabi setelah Abu Bakar dan Umar. Dalam pewayangan Usman dan Ali disimbolkan dengan tokoh Nakula dan Sadewa.
Mereka berlima adalah saudara yang selallu bersama baik dalam duka maupun duka., emi kepentingan bersama. Berjuang bersama sama, dan bahagia juga bersama, ibarat jika salah satu tokoh mati dulu dalam pertempuran yang lain akan membela. Yang satu mukti yang lain juga ikut mukti. Sementara kota Mekkah dalam pewayangan adalah negeri Astinapura dan Kota Madinah identik dengan Negeri Amarta. Sedangkan tokoh Kurawa adalah kaum musyrik penduduk Qurais yang menempati kota Mekkah, sperti Abu Lahab dan kawan-kawannya yang jumlahnya sangat banyak. Dimana di sana Nabi, para sahabat dan kaum muslim di usir dan hijrah ke Madinah. Perjuangan di Madinah selama 13 tahun sebelum akhirnya menguasai kembali kota Mekkah. Hampir sama dengan kisah pembuangan Pandawa selama 13 tahun harus hidup di hutan setelah kalah dalam permainan dadu. Di pihak Pandawa di dalangi oleh Sri Batara Kresna sebagai team kreator, orang yang pandai, alhi strategi, bijak, berpengetahuan dan wawasan luas, dia juga titisan dewa Wisnu. Di pihak Kurawa didalangi/ team kreatifnya adalah Patih Sengkuni yang mempunyai sifat kesetanan, iri dengki, dan licik selalu menghalalkan segala cara dalam setiap perbuatan. Tokoh Kresna mirip dengan penjelmaan dari Malaikat Jibril yang memberikan petunjuk dan wahyu pada sang Nabi Muhhamad. Sebagaimana Kresna memberikan wejangan, kepada para pandawa. Sedangkan Patih Sengkuni adalah penjelmaan dari sifat setan yang senantiasa mengganggu kehidupan manusia. Wayang, sungguh suatu karya yang agung yang patut kita lestarikan, termasuk kebudayaan nasional yang adiluhung. Namun banyak dari kita pewarisnya tidak paham akan nilai nilai yang tersirat di dalamnya. Bahkan kita mengabaikannya, kita banyak perkiblat pada kebudayaaan barat yang belum tentu bermakna, sementara kita melupakan kebudayaan kita sendiri. Bagai mempertaruhkan sesuatu yang tidak pasti namun sudah kehilangan harta benda dan tenaga. Seperti juga pepatah rumput tetangga nampak lebih hijau! Pandangan kita telah tertipu, kita harus sadar akan hal itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warung Soto Ayam Mulud

Feel The Taste of Our Soto!
So Delicious

By Hari
Jalan Pasar Cawas - Pedan
Sentul Cawas