Dear God,
We Want to Be The Sun or The Moon more than The Star

Ya Tuhan, Jadikanlah kami seperti Matahari, seperti Bulan dan seperti Bintang-Bintang


Terima kasih atas kunjungan anda!




Senin, 25 Agustus 2008

Rencana Hidupku

Minggu kemarin aku lihat pertunjukkan wayang kulit di rumah kerabat di Bengkalan Karangasem, Cawas Klaten. Dalangnya adalah KI Gandung, menurut informasi adalah penduduk setempat. Aku melihat sang dalang lumayan bagus jika dibandingkan dengan dalang senior laiinnya, seperti Klelur Jaka Edan, Warsena Slank atau Anom Suroto.
Aku menikmati pertunjukan sang dalang namun tidak sampai kelar, karena saat itu sudah ngantuk. Saat itu sekitar jam 2 malam dan aku nonton mulai jam 11, waktunya limbukan. Dan kebetulan saat itu Om Hardi yang tinggal di Semarang menyempatkan untuk pulang kampung halaman. Pertemuan itu aku tidak menduga, Om Hardi duduk di belakang krue karawitan, aku tak membiarkannya sampai beberapa lama. Aku takut mengganggunya karena aku lihat dia sangat antusias menikmati pertunjukkan. Aku mengetahui hal itu karena dia adalah seorang seniman, sering pegang kendang dalam karawitan. Kegemarannya itu waktu masih muda, itu menurut keterangan simbok (kakaknya).
Tiba-tiba dia menoleh ke belakang dan a melihatku dan akupun menghampirinya. Aku juga katakan bahwa aku sudah lama datang, namun takut mengganggunya. Ternyata saat itu dia adalah orang yang digeser dari tempat duduk semula, karena kedatangan beberapa orang pejabat pemerintahan, Camat atau DPRD katanya. Jadi dia merasa tersisihkan saat itu, dan menemukan tempat yang dekat di karawitan. Aku baru tahu! Setelah berbincang sebentar menanyakan keadaanku dan kenapa aku masih di rumah dengan berat hati menjawabnya. Dia berharap aku di Semarang dan bekerja di sana, sebagaimana kami dulu sering main kesana. Dan terakhir main adalah setahun yang lalu, aku bilang sama Om Hardi bahwa aku harus membantu kakakku Edi S di Solo. Aku merasa bahwa kakakku masih memerlukan keberadaanku di dekat, aku bisa ke Solo kapanpun karena jaraknya dekat. Om Hardi juga menanyakan rencana hidup aku kedepan, karena sudah saatnya bagiku untuk menikah, dan sebuah menikah memerlukan harta benda untuk modal kehidupan mendatang. Aku menjawabnya dengan berat hati juga, dan aku juga tidak tahu siapa istriku kelak. Pacar aku juga belum punya, meski ada satu dua orang yang menurutku suka padaku. Namun aku tidak memperjelas hubungan kami, dalam arti mengambang, status tidak jelas. Aku takut kena makan omonganku sendiri! Aku dulu pernah menyarankan seorang teman karena pacaran dengan seseorang yang masih kerabat. Meski dalam agama diperbolehkan tapi menurutku tidak bagus buat anak dan keturunannya (genetik terlalu dekat). Saat itu memang temenku lagi ada masalah dengan pacarnya jadi aku berani mengatakan hal itu. Beberapa bulan yang lalu ada seseorang yang menurutku mendekatiku, meski aku juga menyimpan rasa suka padanya tapi aku lebih pasif. Karena masih kerabat jadi aku tidak berani mengungkapkan perasaan itu. Jika ada orang lain mungkin aku tidak akan memilihnya. Aku mengamatinya sejak dia SMP dan tiap kali lebaran datang ke rumah membawa bingkisan lebaran saat itu aku masih kuliah di Surabaya. Aku kira biasa saja saat itu, hingga saat handphoneku berdering di malam mingguan. Saat itu aku baru ngobrol sama seorang kawan baik, jadi gak perhatikan. Nomor baru yang belum aku kenal masuk, aku diamkan saja hingga sampai rumah aku coba hubungi balik. Waktu diangkat kok ada suara cewek, tapi aku gak respon aku diam dan terus aku matikan. Pagi hari hp bunyi lagi nomor yang sama! Akhirnya aku tahu siapa dia, seseorang yang istimewa dan kami saling menanyakan keadaan dan tentang kuliahnya. Beberapa hari lagi akan berangkat ke Jakarta masuk kuliah! Waktu mau menelponnya tidak bisa nyambung, aku takut jika kukatakan rasa itu akan membuat kuliahnya tidak lancar. Jadi aku ambil jarak saja, lagipula aku juga belum bekerja lagi setelah pulang dari Batam. Jadi mau persiapan dulu keuangan sebelum menikah! Sebelumnya saat lebaran memang dia dan keluarga silaturahmi ke rumah, maklum bapak/simbok adalah orang yang dituakan dalam kerabat kami. Aku menyambut mereka di depan pintu dan pengamatanku tak lepas dari nya. Aku merasakan ada yang lain darinya tambah cakep aja dan saat itu memakai kacamata. Menurutku terasa sesuai sekali meski berat badannya saat itu agak naik. Aku jadi bingung juga, dan saat itu ada keluarga yang lain datang dan kebetulan satu angkatan dengan dia. Anak itu cowok, aku coba pancing jodohin sama dia saja. Ternyata anaknya tidak mau meski bapaknya setuju! Beberapa lama kami tidak berkomunikasi dan aku pikir saat itu ada alasan untuk melupakannya. Aku saat itu cuma tambah percaya diri saja ternyata ada seseorang istimewa yang respek padaku, dimana sebelumnya aku tak yakin, kukira tampangku biasa saja. Namun aku juga tidak bisa dengan mudah melupakannya, aku berharap kami bisa menyatu dalam ikatan perkawinan. Meski aku belum tahu bagaimana caranya bahkan sampai saat ini, seperti rumit saja menurutku. Beberapa saat memang aku bisa melupakannya hingga dia menghubungiku lagi minggu lalu bahwa dia pusing mikir judul skripsinya yang belum dapat. Aku pun juga tidak tahu kasih solusinya, karena kami memang beda jurusan jadi ya tidak nyambung. Aku berharap dia dapat judul saja namun bukan berarti solusi nya dari ku, aku hanya memberi motivasi.atau doa Mungkin hanya itu yang bisa aku lakukan untuknya! Perbah ada seseorang meminta nomor hp nya padaku karna butuh informasi dari kampusnya. Saat itu aku merasakan rasa tidak rela atau mungkin cemburu, karena dia juga kuliah di Jakarta meskipun beda kampus. Dalam hatiku berharap dia bisa menyelesaikan kuliahnya dengan baik, itu saja. Mengenai hubunganku dengannya kelak aku tak banyak berharap banyak, jika memang jodoh mau lari kemana. Kasihan orang tuanya yang telah mengeluarkan banyak biaya kuliahnya, dan aku tidak mau sesuatu terjadi padanya karena aku. Aku menunggu sampai tidak tahu kapan mengutarakan hal ini padanya. Pernah suatu hari aku berencana menanyakan padanya tentang perasaanku, namun niat iku aku urungkan saja mengingat dia masih kuliah. Pikirku, jika telah ada seseorang yang lain di hatinya, biarkan dia bahagia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warung Soto Ayam Mulud

Feel The Taste of Our Soto!
So Delicious

By Hari
Jalan Pasar Cawas - Pedan
Sentul Cawas