Dear God,
We Want to Be The Sun or The Moon more than The Star

Ya Tuhan, Jadikanlah kami seperti Matahari, seperti Bulan dan seperti Bintang-Bintang


Terima kasih atas kunjungan anda!




Jumat, 27 Februari 2009

Aku Kesetrum...!

Teringat dulu masih kelas dua SD, tiap malam minggu main "ndaskil" permainan yang selalu menjadi andalan. Permainan ini tanpa bantuan alat, mengandalkan ketangkasan kemampuan tangan dan kelincahan menghindar. Tujuan dari permainan ini adalah menyentuh bagian kepala atau kaki dar sang lawan, dan sang lawan bisa menghindar dengan menangkis dengan tangan atau lari di sekitar area. Bisa dimainkan minimal dua orang dan bagusnya dua kelompok/beregu, bagus dimainkan di malam hari. Mungkin seperti permaintan silat namun dengan sistem gugur, peserta berlomba untuk menyentuh ndas (kepala dalam bahasa jawa)atau kil (kaki). Peserta diperkenankan bersembunyi di sekitar area dan boleh mengendap kemudian menyentuh kaki atau kepala lawan. Setiap peserta yang terkena sentuhan di kepala dan kaki dinyatakan gugur dan tak boleh main lagi menunggu permainan hingga berakhir. Permainan berakhir jika semua peserta dari salah satu group telah gugur dalam. Karena permainan ini dilakukan dengan kontak fisik, biasanya sering terjadi pertengkaran. Misalnya karena menyentuh kepala dilakukan dengan keras sehingga membuat emosi sang lawan.
Meski begitu permainan ini sangat menyenangkan dan kami dulu sering melakukannya di malam minggu, bahkan waktu 15 menit istirahat sekolah kami sering juga bermain. Biasanya sabtu tiba biasa kami bersama teman sebaya janjian untuk bermain ndaskil dan malamnya kami bertemu dan bermain. Kadang sampai jam 12 malam, biasanya terus lapar haus dan banyak peluh keringat di tubuh.
Seperti biasa kami janjian dulu sama teman sebaya malam minggu bermain ndaskil. Di sore hari aku harus memperbaiki lampu listrik penghangat untuk ayam-ayam tercintaku, lampu tidak mau menyala. Waktu itu memang aku suka sekali beternak ayam, anak ayam yang baru menetas kami pisahkan dari induknya jumlahnya sepuluh ekor. Kemudian aku buatkan tempat dan aku kasih lampu penghangat 15 watt. Sebagian berhasil dan ayamnya bisa sampai besar besar, namun kali kedua gagal, anak ayam banyak yang mati.
Nah sore itu lampu penghangat tak mau nyala, aku langsung perbaiki dengan memutar sedikit mungkin lampu masih longgar sehingga aliran listrik tak jalan. Waktu itu di ruangan masih gelap, lampu penerangan utama belum dinyalakan. Coba pegang lampu dan memutarnya sedikit, lampu memang menyala. Namun bersamaan dengan itu aku langsung terbanting, kiri dan kanan. Hentakan kaki menendang apa saja termasuk kurungan ayam di sekitarku. Aku berteriak sebisaku, suara yang keluar dari mulutku memang tak jelas, aku tak ingat mungkin seperti menangis dan meronta. Yang aku pikirkan saat itu aku kesetrum dan aku mendekati kematian dan hidupku kan berakhir, "Aku kesetrum...! " , sementara kabel listrik dan kurungan masih aku pegang erat.
Setelah berteriak dan meronta-ronta beberapa puluh detik, mas Edi datang mengambil paksa kabel listrik yang masih aku pegang. Allah masih memberiku kesempatan untuk hidup, dengan perantara mas Edi. Malam itu aku masih shock, setelah minum banyak air putih hangat aku agak baikan, tak bermain sama teman-teman seperti yang telah kami janjikan, di luar rumah mereka menunggu dan memanggil namaku dengan kode, namun aku hiraukan. Pagi hari aku minta maaf pada mereka karena semalam tak bermain di luar. Masih teringat dengan peristiwa yang aku alami, berpikir tentang kematian dan setelahnya,surga dan neraka.
Sengatan itu membuat telapak tangan kiriku terluka, dan membekas sampai sekarang. Di usia remaja aku suka dengan elektronika, dan kesetrum adalah hal biasa, namun tak seperti di saat itu. Karena sudah paham sedikit ilmu kelistrikan, bahkan waktu kerja di perusahaan di Batam juga pernah. Memegang kabel diamater kawat setengah cm pernah aku lakukan, pernah sekali aku memegang kabel yang salah hingga timbul bunga api di samping, untung ada pengaman ciruit breaker yang langsung bekerja. Menakutkan kalo masuk di panel utama power supply berderet bar RST-380V 400 A, membuat merinding ketika memasuki ruangan, takut kalo saja terjadi konsleting.

2 komentar:

  1. mas kok podo dolanane ndas sikil dadi kelingan cilikanku.
    sampeyan kerjane neng listrik ya. sing ngeri maneh nek pas tegangan menengah opo tinggi opo maneh konslet induksi thok wae wis iso nembak. aku sithik-sithik thok mas ngertine, termasuk plc barang. soale bacgroundku mesin bubut mas.
    bagi-bagi pengalaman yo mas thanks.
    jebul linkku wis neng kene yo sedelo maneh tak pasang linke sampeyan.

    BalasHapus
  2. matur nuwun mas endar...
    saiki ndaskil wis jarang, akeh sing nonton sinetron..

    nek tegangan menengah lagi lewat wae wis merinding, po maneh lewat ngisor kabel SUTET.

    BalasHapus

Warung Soto Ayam Mulud

Feel The Taste of Our Soto!
So Delicious

By Hari
Jalan Pasar Cawas - Pedan
Sentul Cawas