Dear God,
We Want to Be The Sun or The Moon more than The Star

Ya Tuhan, Jadikanlah kami seperti Matahari, seperti Bulan dan seperti Bintang-Bintang


Terima kasih atas kunjungan anda!




Rabu, 01 Oktober 2008

Lebaran Melarikan Diri

Hari ini sungguh aku melakukan hal yang belum pernah lakukan. Semalan tidak tidur gara gara di warnet sampai pagi. Padahal diluar sana banyak sahabat kami kaum muslimin rame takbiran, mengagungkan asma Allah. Sementara aku menunggu seseorang yang melakukan maksiat. Meski aku tidak terlibat secara langsung, hal itu membuatku merasa bersalah dan kenapa aku tidak bisa menegurnya. Aku hanya bisa protes dalam hati, dan melakukan sedikit hal yang menurutku sebuah penolakanku atas sikapnya. Aku juga harus banyak belajar tentang kesabaran, suatu hal yang harus aku lakukan secara ekstra.
Esok pagi pulang aku menunggu beberapa saat dan tidak tidur karena aku takut terlambat ikut shalat ied. Dalam keluarga kami, biasanya aku paling lambat untuk urusan mandi di saat hari raya. Entahlah hari ini aku pertama kalinya aku mandi pertama duluanm biasanya adik paling duluan. Langsung aku berpakaian, dan berangkat ke lapangan dengan berjalan kaki, semenjak punya motor biasa berangkat sama bapak di belakang. Hari ini aku lain, aku juga sedikit memberikan pelajaran pada bapak, bahwa kadang kita harus berbeda dengan kebiasaan sesekali. Aku juga memberikan warna yang beda di lebaran ini, demikian juga dengan kakakku di Solo Pajang. Dia lebaran ini juga sengaja tidak mudik! Karena sibuknya pekerjaan adalah alasan yang sengaja dibikin meski hal tersebut benar. Aku juga sependapat dengannya saat ini dan aku berharap bisa juga menemaninya. Istrinya yang sedang hamil beberapa hari yang lalu telah mudik duluan, demi kebaikan apa yang dilakukan mungkin memang lebih baik
Aku juga menanyakan pada seorang kawan beberapa hari yang lalu bahwa disaat lebaran pendapatan mereka meningkat. Di saat orang lain menjajakan uangnya untuk konsumsi yang kadang glamour, beberapa teman yang kukenal harus bekerja ekstra dan imbalannya mendapatkan pendapatan lebih dari biasanya. Pendapatan datang lebih banyak, adalah harapan mereka, meski lelah tapi mereka toh terbiasa dengan keadaan itu. Ada suatu kerinduan bagi mereka menantikan saat lebaran tiba.
Aku berangkat ke lapangan sendirian kupikir nanti akan ada kawan dalam perjalanan, dan benar aku juga dapat kawan seperjalanan. Meski bukan teman yang kami harapkan tapi aku sangat berterima kasih karena menemaniku dalam perjalanan. Aku berjalan tidak sendirian, sampai di lapangan sepakbola Tugu. Dan bebrapa saat shalat Idul Fitri dimulai, dengan khotib yang aku tidak mengenalnya secara baik.
Dari Khotib yang mengisi ceramah, aku berpikir memang tiap orang mempunyai kelemahan dan kekurangan. Sang kothib baik dalam memimpin shalat, suara bagus namun tidak disaat berkhotbah, memang manusia tidak ada yang sempurna. Dari peristiwa itu aku berpikir bahwa ada saja kelebihan dan kekurangan dalam diri manusia. Saat itu suara sound system sepertinya juga mengalami sedikit gangguan. Aku mulai membandingkan dengan diriku, apalah aku ini jika dibandingkan beliau.
Sepulang shalat ied aku kebetulan juga bertemu teman SD yang lama tidak bertemu. Mereka merantau ke kota dan pulang kemarin, aku bersalam dan sedikit ngobrol santai. Dan peristiwa yang tidak akan kulupakan adalah lik Jarwo bersama anaknya berboncengan naik motor. Padahal beberapa tahun ini mereka berdua sedang konflik, biasa persoalan mis komunikasi antara bapak dan anak. Melihat peristiwa itu aku turut bahagia, harapan kami saat itu telah tercapai di hari yang fitri ini. Maklum dalam beberapa tahun ini mereka tidak rukun, seolah mereka meminta bantuan mereka dalam menyelesaikan kebuntuan dengan menceritakan kepada keluarga kami. Kami juga paham bahwa hal tersebut biasa terjadi dalam kehidupan keluarga. Jika tidak ada yang sedikit mengalah, permasalahan tidak akan terselesaikan. Mereka berdua saling menyudutkan satu diantara yang lain, padahal demi kebaikan bersama apa ynag telah mereka justru menimbulkan masalah baru. Pada saat-saat seperti itu yang aku lakukan adalah mengatakan bahwa masalah mereka adalah permasalahan kecil yang seharusnya mudah untuk diselesaikan. Jika ada diantara mereka sedikit mengurangi rasa egonya masing-masing.Masalah mereka sudah terselesaikan!
Sepulang shalat ied aku makan dulu kacang dan buah semangka menu wajib di hari raya, setalah itu langsung berangkat ke Solo. Aku bahkan tidak sempat menunggu sarapan pagi yang sebentar lagi sudah matang. Kata-kata simbok tidak hanya kudengar namun tidak kulaksanakan, sarapan dulu sebelum berangkat. Aku memberitahukan kepergianku memang mendadak sekali, aku sengaja untuk lebih meyakinkan diriku sendiri.
Karena aku sadar bahwa kita manusia akan sering berjumpa dengan keadaan tak terduga. Apa yang terjadi nanti/besok/lusa tidak akan sama dengan yang kita perkirakan sebelumnya. Aku membuat kondisi itu pada orang tua bahwa hidup penuh dengan hal semacam ini tak terduka. Demikian juga dengan kematian datangnya tak terduga bisa besok, lusa atau dilain hari, meski jelas namun kita tidak akan akan pernah tahu kapan datangnya.
Dan aku akhirnya sampai juga di Solo Pajang, karena aku sudah tidak tahan menahan rasa kantukku, setelah ngobrol beberapa menit sama kakakku langsung tidur. Andai saja aku tidak ngantuk mungkin akan main ke Yogyakarta, seperti rencanaku yang kususun beberapa hari sebelumya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warung Soto Ayam Mulud

Feel The Taste of Our Soto!
So Delicious

By Hari
Jalan Pasar Cawas - Pedan
Sentul Cawas