Dear God,
We Want to Be The Sun or The Moon more than The Star

Ya Tuhan, Jadikanlah kami seperti Matahari, seperti Bulan dan seperti Bintang-Bintang


Terima kasih atas kunjungan anda!




Sabtu, 13 September 2008

Meski Sebagian Tidak Ingat Lagi

Waktu aku kecil dulu, masa bermain aku masih ingat sesuatu yang menimpa ku, baik karena ketidaktauanku, kecelakaan atau sesuatu yang menyenangkan. Jika aku ingat tentang hal itu aku ingin tertawa sendirim, berterima kasih pada seseorang. Atau heran kenapa aku dulu melakukan itu.
TK Pertiwi TUGU II 1
Pada masa kanak-kanak TK Pertiwi, yang ku ingat, waktu bermain bola bersama kawan-kawan. Juga tiap kali pesta kebun, meski makanan yang disajikan hanya nasi gudang tapi rasanya enak makan bersama kawan. Pernah juga waktu ada olahraga main bola, kami semua bermain di halaman sekolah, waktu itu aku sebagai kiper. Dan pada waktu itu aku pertama kali tau permainan sepak bola. Aku belum tau aturan, dan cara main sepak bola, aku juga belum tau bagaimana tugas seorang kiper. Saat itu yang ada dalam pikiranku adalah seorang kiper adalah menangkap bola, benar saja kemanapun bola itu ditendang, selalu kukejar terus kutangkap. Tangkapan pertama tidak terjadi apa-apa, mungkin sudah sesuai dengan aturan, mulai deh aku mengejar bola kemanapun, aku tinggalkan gawang tak terjaga. Bola berhasil kutangkap dan ku bawa kemanapun aku berlari, saat itu yang ada dalam pikiranku adalah membawa bola kemanapun aku suka. Tak sadar bahwa aku dimarahi seorang kawan, karena aku main tidak sesuai aturan atau kesepakatan. Aku baru sadar ternyata aku berbuat kesalahan, karena memang belum tau. Jika ingat peristiwa itu aku ingin ketawa sendiri, kok bisa.....! Mungkin kawan yang saat itu bermain bersama tidak ingat peristiwa itu namun aku masih mengingat mereka! Ketidaktauan kadang menimbulkan kelucuan
TK Pertiwi TUGU II 2
Di sekolah dulu ada mainan ayunan, dan jongkat-jongkit, permainan standar di sekolah taman kanak-kanak. Yang masih teringat adalah ketika main ayunan, pagi sebelum kelas sekolah dimulai, aku sama seorang teman bermain ayunan. Aku berlomba ayunan kami paling tinggi dan jauh. Baru beberapa saat kami berayun kencang, para siswa yang lain berlari menuju kelas, karena ibu Guru sudah memasuki ruang kelas. Kontan saja, aku menghentikan ayunan, dan apa yang terjadi, aku makan pasir dan kerikil. Ada juga tanah ku sapu dengan dagu, aku baru sadar ternyata aku membuat kesalahan. Yang kurasakan adalah sakit dan beberapa bagian kerikil aku makan. Aku menangis keras dan ibu Guru datang, mengobati lukaku! Aku tahu., Sesuatu yang bergerak cepat lalu diperlukan energi yang sangat besar untuk menghentikannya. Benar sekali, dan yang aku dapatkan adalah rasa sakit dan luka serta tau rasanya pasir dan kerikil tidak enak....!
Belajar Berenang - dan Tenggelam
Ketika kami di usia sekolah dasar, sehabis sekolah kami sering kali bermain di sawah, sungai dan kadang bersama kawan menggembala kerbau. Tidak punya kerbau sih, tapi rasanya asik ketika itu, karena pada saat tersebut ada acara mandi si sungai. Meski air sungai tidak jernih namun kami semua senang, mandi bersama kerbau juga dekat distu. Meski air sungai kecoklatan tapi kami tidak hiraukan, bahkan kadang kami juga harus menghindar dari orang tua. Takut kami ketauan mandi di sungai, kadang dengan berbagai upaya kami menghilangkan jejak. Kami mandi di sumur setelah mandi di sungai, karena setelah beberapa masuk sungai akan terlhat mata kami merah, kulit bersisik. Orang tua kami sudah tau kalau melihat hal itu dalam diri kami, dipastikan kami tadi mandi di sungai. Kadang juga diantara kami kena marah orang tuanya, tidak tau waktu kami bersenang-sengang di sungai, orang tua datang sambil bawa kayu. Dan kami tau apa yang akan terjadi, kena marah dan pukul. Meskipun begitu kami tidak pernah jera, besoknya juga masih mandi! Suatu saat bersama kawan kami mandi di sungai, saat itu keberanianku muncul, saat itu aku belum bisa berenang. Aku memisahkan diri dari kelompok anak-anak, menuju ke kelompok orang dewasa, aku berjalan pelan ke tempat agak dalam. Perlahan aku bergeser di pinggir tembok sungai, dan sampai lah di batas yang memisahkan antara daerah dangkal dan dalam. Langsung saja aku teruskan berjalan dan akhirnya leeeeeep, aku minum banyak air, saat itu aku rasakan tubuhku naik turun (kemampul). Dalam ritme tersebut aku minum air, meski sebenarnya tidak ingin minum. Aku baru sadar, tenggelam, kubayangkan kematian ku sudah dekat. Hingga kurasakan tangan seseorang menggandengku, yang membuatku sadar seseorang. telah menyelamatkanku, Mas Miyono namanya, tetanggaku, rumahnya dekat di belakang rumah, memang dia lebih tua dariku terpaut mungkin sepuluh tahun. Peristiwa itu selalu aku ingat, dan tiap kali aku bertemu, Mas Miyono aku selalu ingat bahwa dia dulu pernah menyelamatkanku. Pernah suatu ketika aku ceritakan kejadian itu padanya namun dia tidak ingat. Mungkin dia tidak menganggap kejadian itu adalah istimewa yang dengan mudah saja bisa dilupakan. Aku akan selalu mengingatnya.... Seseorang pernah menyelamatkan nyawaku..............!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warung Soto Ayam Mulud

Feel The Taste of Our Soto!
So Delicious

By Hari
Jalan Pasar Cawas - Pedan
Sentul Cawas