Dear God,
We Want to Be The Sun or The Moon more than The Star

Ya Tuhan, Jadikanlah kami seperti Matahari, seperti Bulan dan seperti Bintang-Bintang


Terima kasih atas kunjungan anda!




Tampilkan postingan dengan label My Life. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label My Life. Tampilkan semua postingan

Jumat, 20 Maret 2009

Mau Pake Kaos Dapat Rp 300.000,- ?

Mau uang dapat uang Rp 300.000,- pake kaos "I LOVE BALI" dulu warna putih

yang salah aku atau pak montir itu ya...?

Siang itu aku bergegas pergi ke bengkel motor, maklum sudah lama aku rencanakan untuk menservis motor kesayanganku. Dalam perjalanan ke bengkel sempat bingung juga karena ada rencana lain membeli sesuatu tapi masih bingung prioritas. Akhirnya aku putuskan ke bengkel dulu, dalam hati yang muncul motor kesayangan jadi prioritas pertama. Sampai di bengkel bingung lagi dengan suasana, terlihat beberapa antrian sepeda motor yang sedang diperbaiki. Dalam hati harus lapor dulu sama bigbosnya atau sama montirnya, beruntung seorang montir yang menanyakan langsung padakku. "Wonten menapa mas ? " langsung saja aku jawab " Ajeng service, Pak!" lalu jawaban balik datang "Oh nggih...!" Aku langsung duduk di kursi, kebetulan ada pelanggan yang sedang memperbaiki juga seklaian ganti Accu baru. Aku tertarik karena kelak aku juga berencana beli accu baru namun tidak untuk sekarang, tapi lain waktu. Maklum saat itu dompet masih tipis, Prioritas utama service mesin dan ganti lampu depan dan stop yang sudah beberapa minggu lampu mati jadi malas kalau keluar malam. Sedangkan accu untuk electric stater mungkin lain waktu, apalagi kakiku masih cukup kuat untuk menggunakan kick stater. Teringat sebelum punya sepeda motor, kemana-mana selalu menggunakan pit onthel/kebo. Gara-gara terpengaruh teknologi, sekarang mau gunakan pit kebo malu maunya yang keren sedikit sepeda federal atau mini. Tapi sayang kami tak punya keduanya, jadi motor satu-satunya saat ini bisa diajak muter-muter Solo-Yogya-Semarang sudah seneng. Apalagi motor kenang-kenangan waktu di luar pulau, "opo tumon motor kok naik pesawat terbang?" mungkin hanya satu-satunya di daerah kami. Atau mungkin karena aku yang bodoh, apa yang aku lakukan membuat aku mengeluarkan banyak biaya, mulai biaya ini dan itu. Ketika seseorang mengkomentari hal ini aku sudah punya jawaban. Ya "puas" meski kita harus membayar sedikit mahal. Di dunia ini bisa kita lihat, banyak orang rela membayar lebih untuk melakukan hal-hal yang simple/sepele. Bersusah payah untuk melakukan sesuatu yang membahayakan diri, mengeluarkan banyak uang dan rela dianggap gila untuk mencapai kepuasan. Kembali ke bengkel, aku berbincang dengan seseorang yang belum aku kenal mulai dengan basa-basi menanyakan "Njenengan servis nopo mas?", respon nya sangat bagus. Kemudian kami pun melanjutkan pembicaraan dengan menanyakan nama dan asal kami masing-masing. Namanya mas Marwan dari Burikan desa di lereng gunung kidul dimana aku sering lewat di situ untuk sekedar refreshing, ketika melihat pegunungan rasanya kepenatan hilang semua. Pembicaraan ke beberapa nama yang aku kenal (mas Sutikno- Potong Rambut dan mas Ripto), hingga tak terasa kami berbincang cukup lama. Aku menyebut bahwa mas Tikno dimana aku sering potong rambut ke beliau lumayan dapat bonus pijat di pundak dan wajah. Sedangkan mas Ripto aku mengatakan masih kerabat denga beliau, "memanfaatkan nama orang lain" untuk mendongkrak reputasiku. Sering kita menyebut nama seseorang/sahabat yang membuat reputasi kita menjadi naik, seperti nama pejabat, orang kaya, atau kerabat kita yang elit. Namun kita enggan untuk mengakui ketika ada seseorang yang rendah di mata masyarakat misal kerabat kita yang miskin, dan untuk yang satu ini kita cenderung menutup diri dan mengalihkan pembicaraan. Kembali lagi ke bengkel, akhirnya selesai juga sepeda mas Marwan di servis dan kemudian mohon diri. Kini tinggal aku sendiri menunggu giliran motorku di service, 10 menit 15 menit aku menunggu dan membuat aku tak sabar. Apalagi beberapa pelanggan lain datang untuk service motornya, namun kok motorku tak disentuh para montir. Aku justru melihat pelanggan yang datang sebelumku mendapatkan layanan service dulu. Aku lalu berniat menanyakan ke montir yang menanyaiku pertama kali aku kesini, bapak ini bagaimana dalam hati. Dan aku tanyakan " Pak menawi ajeng service kudu laporan mrika /kasir" sambil menunjuk ke arah kasir dan jawaban pak montir " Nggih mas...!". Lho........ngono tho.........? mau ketawa, menahan malu, atau menyalahkan pak montir? bingung sendiri. Akhirnya aku menuju ke kasir dan mengatakan bahwa aku ceritakan kejadian yang aku lamai. Benar apa yang dikatakan pak montir haru melapor dulu pada sang kasir, mbak cantik yang jaga juga heran dan mungkin juga kasihan sama saya. Tapi karena beberapa menit lagi waktu istirahat/makan siang aku harus menunggu setelah istirahat usai. Akhirnya aku putuskan nanti saja aku datang kesini lagi setelah jam istirahat dan aku mohon diri dan sedikit malu. Dalam perjalanan pulang terbesit "yang salah aku atau pak montir itu...?", bahkan sempat berpikir untuk tidak lagi kembali ke bengkel itu lagi atau mungkin kembali lagi besok. Kemudian terpikir membeli sesuatu yang aku rencanakan sebelumnya sebelum pulang ke rumah makan siang. Aku sampai di rumah dan makan siang, mendadak muncul pakde Tugino bersama anak keduanya yang gendut kayak Boboho, namanya Kevin Cahya Saputera, lahir 19 Januari tahun lalu. Aku songsong waktu memasuki rumah, namun saat itu malah nangis minta keliling naik sepeda mini merahnya. Langsung saja aku tawarkan naik sepeda bersama saya sambil menunjuk tangan. Saat aku julurkan tanganku, Kevin kecil mendekatkan tubuhnya ke arahku yang menandakan dia mau bersamaku. Aku gendong dan ketika aku coba alihkan ke permainan lain Kevin kecil menangis dan akhirnya aku terpaksa menuruti kemauannya. Aku menempatkan Kevin di tempat duduk depan dan aku duduk di bagian belakan lalu perlahan aku kayuh sepeda, muter-muter naik sepeda di dekat rumah, benar saja si Kevin senang sekali meski aku kawatir dengan cuaca yang panas tidak bagus untuk anak kecil. Di perempatan aku berhenti sebentar lalu menanyakan ke mana arah yang haru kutuju pada Kevin kecil. Pembicaraannya tak bisa aku pahami tapi jarinya menunjuk ke suatu arah dan aku menuju ke arah yang Kevin tunjuk. Aku lakukan hal itu beberapa kali dan akhirnya aku putuskan untuk pulang kembali ke rumah. Namun setelah sampai Kevin kecil nangis lagi minta muter-muter lagi naik sepeda. Bapak dan simbok mencoba menenangkan namun tak mampu membuak Kevin kecil berhenti menangis. Tak ada pilihan lain, pakde Tugino untuk menuruti kemauan Kevin kecil dan mohon diri. Setelah Kevin dan Pakde Tugino mohon diri lalu aku berencana ke bengkel lagi, dalam hati motor ku harus di service hari ini. Beberapa menit perjalanan sampai di bengkel juga dan aku langsung ke kasir mengatakan maksudku padanya. Kali ini aku menemui kasir yang biasa aku temui bila ke bengkel itu seorang laki-laki. Segera saja laki-laki itu memerintahkan montirnya untuk segera memperbaiki motor kesayanganku. Sekitar setengah jam aku menunggu motorku sudah selesasi di perbaiki dan aku puas dengan kondisinya sekarang tambah enak dikendarai. Tapi ya itu,.... Mbok ya ngomong dari tadi to pak Montir...

Sabtu, 03 Januari 2009

My Card

I have many cards to play, eventhough I have to consider which card should be played

Kamis, 25 Desember 2008

Seperti Apakah Diriku

Diantara para nabi aku bukanlah Nabi Musa

Diantara sahabat rosul aku bukanlah Abu Bakar

Diantara para dewa aku bukanlah Wisnu

Diantara para pandawa aku bukanlah Arjuna

Diantara presiden RI aku bukanlah Soeharto

Meskipun begitu aku ingin sekali seperti mereka

Ya, Allah jadikanlah aku diantara orang-orang yang terbaik

Sabtu, 13 Desember 2008

Aku Hanya Ingin Menikmati Kehidupan Saat Ini

Mengenai apa yang kulakukan sampai akhir tahun ini bukannya aku ingin dianggap begini atau begitu. Atau lebih dari siapapun , bukan itu. Aku hanya ingin menikmati keadaanku saat ini, dalam situasi apapun aku harus bisa mengendalikan diriku ini. Kehidupan mendatang tidak terduga, tidak ada yang tahu, dalam keadaan kurang atau berlebih harus bisa mengendalikan diri. Aku tahu saat ini apa yang kudapatkan jauh dari cukup dan bahkan untuk makanpun aku masih mengharap orang tua. Aku ingin sedikit menghilangkan ketergantungan pada orang tua, kupikir dengan melakukan hal ini aku merasa puas. Aku tidak tahu dalam agama benar atau salah apa yang aku lakukan. Ketika seseorang kelak menanyakanku, aku sudah punya jawabannya dan kupikir mereka akan memahamiku.

Tidak terlalu bahagia ketika mendapat anugerah, begitu pula tidak terlalu sedih meski dalam bencana. Senang dalam kondisi mendapatkan kemudahan/anugerah/harta adalah wajar dan itu mudah, semua orang bisa. Masih bisa tersenyum meski dalam kondisi sulit/sedih adalah lebih baik lagi.

Jumat, 05 Desember 2008

Aku Senang Hari Ini

Seseorang telah berdoa untukku, hingga aku merasakan suatu hal yang menyenangkan serta membuatku heran. Akhir-akhir ini aku mengalami beberapa kejadian yang dimulai dengan kebetulan, tanpa sengaja. Mungkin bisa disebut sebagai bonus, segala hal positif yang datang tiba-tiba dan diluar dugaan. Bertemu dengan teman lama, bertemu dengan orang yang dirindukan, informasi bagus datang tiba-tiba. Badan menjadi sehat hati dan pikiran tenang, tanpa rasa kawatir, susah atau sedih. Untuk memulai hal seperti itu kadang kita perlu menipu pikiran kita sendiri. Dalam situasi tertentu kita harus berpikir bahwa sesuatu berjalan normal/bagus meski dalam kenyataannya tidak. Mulai dari situ kita akan berusaha bangkit untuk memperbaiki keadaan, dari situ kita bisa menemukan jalan keluar. Meski tubuh ini sakit, kita perlu mengatakan bahwa tubuh kita sehat kemudian kita benar-benar sehat.

Rabu, 26 November 2008

Lagi...... Bonus Hari Ini

Kemarin seseorang wanita datang ke rumah, bersama dengan anak dan adik iparnya. Mereka minta dibetulin komputernya, karena audionya tidak ada suara. Ditanya seperti itu bingung juga bagaimana menjelaskan permasalahannya. Aku tanya komputer dimana, ternyata di rumahnya tempat suaminya berasal aku belum tahu, aku pikir jauh. Aku langsung bilang besok pagi saja (hari ini) aku kesana, mereka setuju. Dan mereka trus pamitan dan pulang..! Keesokan harinya aku bangun pagi agak malas, masih ngantuk terasa dan waktu kulihat jam masih 8 pagi kulanjutkan tidur lagi sampai jam 11. Lalu kuhubungi suami orang tua itu, aku bilang datan agak siang. Aku ingin main kerumah mereka yang aku pikir jauh disana, dan kupikir kesempatanku telah tiba.

Bonus : Tempat dan Suasana baru di dekat pegunungan

Aku mandi dan berangkat, aku persiapkan CD sofware dan tas. Waktu aku sampai di tempat yang telah kami rencanakan aku hubungi dia dan beberapa saat dia sudah datang menjemput. Kemudian kami beriringan ke rumahnya, aku kira rumahnya jauh ternyata dekat sekali. Bahkan aku sering melewati daerah itu ketika membuang rasa jenuh. Memang tempatnya menurutkku menyenangkan, sepanjang jalan melihat pemandangan pegunungan. Tiap kali aku kesana rasanya sangat damai dan nyaman, hilang segala kejenuhan.

Sepanjang jalan menuju kerumahnya banyak terdapat kebun jati sehinnga pemandangan hijau menghampar. Bayanganku orang yang tinggal di daerah itu akan terasa sejuk dan damai tiap hari. Jauh dari kebisingan seperti yang terjadi di kota besar, meski rumahnya baru terbuat dari anyaman bambu namun rasanya nyaman tinggal disana. Di sebelah selatan terdapat jalan yang lebih tinggi satu meter. Aku terpaku pada 2 bangunan semacam candi di kanan dan kiri jalan. Aku tanyakan pada orang itu bahwa itu merupakan batas tanah Yogya dan Solo yang dibangun pada zaman dulu. Aku perhatikan ada tulisan jawa yang aku sendiri tidak bisa membacanya. Bangunan itu memang ada kesan mistisnya, ada cerita bahwa seseorang pernah mencoba mengambil tulisan jawa terbuat dari lempengan besi. Meski pencuri sudah berhasil memisahkan dari bangunan namun lempengan besi itu tidak bisa dibawa pencuri itu. Sehingga ditinggalkan begitu saja dan tempok terlihat bekas tempelan lempengan besi yang hancur.

Pagi harinya penduduk sekitar mengetahui bahwa seseorang telah berusaha mencuri lempengan logam namun tidak berhasil membawanya. Memang benar tak seorangpun yang mampu mengangkat lempengan sendirian. Diperlukan tiga orang untuk mengangkatnya, padahal menurut perhitungan lempengan itu mestinya bisa terangkat oleh satu orang, tidak lebih dari 10 Kg. Lempengan kemudian diangkat bersama sebanyak tiga orang dan disimpan di kantor desa setempat. Beberapa hari kemudian ada orang yang sakit serius dan menurut orang desa orang itulah telah mencoba mencuri lempengan itu.

Bonus : Mereka Mempercayaiku, meski aku sendiri ragu

Lalu ku dipersilahkan masuk rumah dan nyalakan komputer untuk diperbaiki. Aku terkejut ketika melihat layar monitor gambar tidak jelas. Kok lain dengan yang dikeluhkan kemarin, pikirku. Waktu ku konfirmasi pada yang punya memang kerusakan itu terjadi barusaja setelah dia datang ke rumahku. Awalnya tak ada suara, lalu dia mencoba mengubah setting dan akhirnya begitu. Aku coba bongkar dan lepaskan VGA cardnya lalu kubersihkan, dan coba pasang berulang kali namun tetap sama. Aku katakan bahwa VGA harus diganti dan aku sarankan dibawa ke servis. Aku antar ke tempat servis di Pedan, aku bilang pada engineernya kalo VGAnya rusak minta ganti. Dan memang benar VGA rusak lalu diganti dengan yang bagus.

Setelah selesai kami bawa pulang dan sampai dirumah kami tes, bisa. Aku baru lihat permasalahan ternyata banyak sekali install program dan memori hardisk penuh. Tidak mungkin 10 Gb habis untuk sistem.

Bonus : Mas Suraji mengunjungi kami, janjiku terpenuhi

Aku minta mas Suraji untuk pulang ke rumah sebentar, dalam hati aku ingin memenuhi janjiku. Untuk mengobati hati bapak, atau sekedar menghibur, maklum sudah beberapa lama tidak ketemu. Meski menurutku dekat tapi mas Suraji jarang sekali pulang ke rumah kelahirannya, tempat ketika dia dibesarkan. Setelah menemui bapak dan berbincang-bincang, aku giliran bicara yang selama ini kusimpan dalam hati. Aku protes dengan sikap mas Suraji selama ini yang menurutku keliru, jarang menemui orang tua. Berkali-kali bapak/simbok berharap bertemu dengan anak/menantu/cucu ketika lama tak berjumpa, namun tak kunjung datang. Hingga kadang aku yang mengantarnya sendiri kerumah mas Suraji. Aku kadang membuat skenario agar mereka bisa datang. Dan aku hari ini sedikit memaksa mas Suraji untuk pulang menunjungi kami sebentar. Aku tidak mau mengatakan alasannya kenapa atau menjawab ada kepentintan apa. Aku hanya ingin dia menemui bapak dan kami meski hanya beberapa menit, jika memang sibuk. Suasana agak tegang, namun sepertinya dia mengerti pada apa yang aku telah lakukan bermain strategi, keinginanku dituruti itu saja.

Selasa, 25 November 2008

Bonus Hari Ini

Bonus Hari ini ...!
Aku tidak tahu tadi pagi bisa bangun pagi, ada semangat untuk bangun pagi tapi tidak tau kenapa. Memang beberapa hari ini keadaan bapak sakit demam atau flu, aku kawatir dengan kondisi. Namun aku belum membuat suatu keputusan untuk berusaha merawat atau mengantar dokter.Sepertinya keadaanku sampai saat itu memang lagi tidak mood, maunya tidur terus seperti bayi keponakanku yang baru satu setengah bulan lahir. Beberapa hari ini memang ada rasa kekawatiran tentang kondisi bapak yang belum mambaik.
Aku biarkan simbok yang merawatnya, aku mengandalkannya karena simbok sangat telaten dalam soal merawat keluarga apalagi bapak yang sedang sakit.
Aku bangun pagi dan kudekati bapak yang sedang tidur, rencana sih tidur disampingnya ada bisikan dalam hati untuk memberikan pijatan dengan balsem. Dan aku mulai dari kedua kaki lalu kuteruskan kedua tangan dan terakhir ke daun telinga. Aku merasakan bahwa kondisi bapak saat itu memang lemah. Aku berpikir untuk mengundang seorang dokter saja nanti biar ke rumah. Aku dengan namanya Pak Suripto, tugas dinas di Puskesmas Balak. Aku coba menghubungi beliau lewat handphone yang kudapatkan nomernya dari manantu Pakde Manto. Kami mengetahui beliau sering mengobati Pakde saat sakit. Aku coba hubungi beberapa kali tidak bisa sambung, lalu ku putuskan untuk menjemput di Puskesmas sesuai nasehat Pakde.

Bonus Pertama : Aku bisa menghubungi Pak Suripto (Dokter)

Aku lalu berangkat ke Puskesmas, dan aku temukan tempatnya, sebelumnya aku tidak tau posisi tepatnya dimana. Namun akhirnya ketemu juga, setelah sampai di parkir ketemu penjaga P Ayub, aku tanyakan tentang P Suripto padanya. Dia memberitahuku bahwa dia baru saja pergi, dan memberikan aku sebuah nomor barunya dan segera saja kutelpon. Aku dengar nada tunggu dan beberapa saat diangkat. Aku minta beliau ke rumah di Kalideres dan mau. Saat itu aku senang sekali. Janjiku pada bapak untuk mendatangkan beliau bisa terjadi. Lalu aku pulang dan memberitahukan ke bapak dan simbok sekalian aku bilang mau ke Solo main ke tempat mas Edi. Dalam hati aku minta dia untuk pulang, namun aku tidak mengatakan kepada simbok dan bapak. Lalu aku pamitan sekalian meninggalkan uang untuk biaya nanti. Waktu sampai di Solo, aku harus nunggu mas Edi beberapa saat karena baru ada urusan. Aku bilang padanya pulang ke Kalideres sebentar, namun aku tidak mengatakan situasi sebenarnya. Aku cuma bilang padanya harus pulang meski sebentar, tak diduga dia mau saat itu juga dan aku diminta nunggu sebentar.

Bonus Kedua : Mas Edi bisa pulang hari ini

Akhirnya kami pulang bersama dan sampai rumah, aku biarkan mas Edi menemui Bapak sendiri. Targetku hanya minta dia pulang sebentar malam ini atau besok, ternyata dia putuskan saat ini juga. Aku dengar dia menangis, mungkin merasa iba dengan kondisi bapak yang masih sakit.

Bonus Ketiga : Janjiku Meminta Pak Suripto datang ke rumah terpenuhi

Simbok cerita kalau Pak Suripto sudah datang, bapak disuntik dua kali dan dikasih obat. Lalu memberi resep obat dan mengatakan kalo obat habis agar periksa lagi. Lalu aku telepon lagi Pak Suripto untuk ucapkan terima kasih telah datang. Aku juga tanyakan diagnosa yang ternyata 'flu tulang'.

Bonus ke Empat: Dapat Surat Panggilan CPNS Salatiga

Beberapa saat handphone berdering dan kuperhatikan nomor baru flexi, kukira bos Army.Net yang nelpon. Ternyata dari Kantor Pos, undangan ujian PNS dari Salatiga yang selama ini kutunggu. Lalu aku ke Kantor Pos sampai di depannya ternyata ramai anak sekolah SMP yang mau wisata naik bis persiapan berangkat. Disitu juga banyak orang tua yang mengantar keberangkatan anak-anaknya. Aku sampai di Kantor Pos melewati kerumunan orang-orang dan mengambil surat undangan. Sampai rumah aku buka dan kasih tau ke bapak dan mas Edi. Aku minta dukungan dan doa restunya.

Bonus ke Lima : Status temanku dan gadis tetangga

Beberapa saat kemudian handphone berdering lagi dan aku angkat seorang teman SMA yang selama ini sedang mendekati gadis tetanggaku. Selama ini aku memberi dia hanya sebatas dukungan, karena aku tidak bisa membantu lebih dari itu, aku bilang tidak punya kartu as untuk dimainkan. Tapi dia bisa menerima karena sudah pasrah juga. Aku mengatakan kalau sekarang sudah jelas statusnya 'tidak', dimana sebelumnya mengambang antara ya dan tidak, terus maju atau mundur. Aku juga mengatakan kejadiannya seperti klip lagu nya Yovie Nuno 'Dia Milikku'. Gadis yang diperebutkan dua sahabat namun terakhir yang mendapatkan sang gadis adalah orang lain. Temanku juga mengatakan kalau bapaknya juga di opname di RSI Cawas, dia baru saja pulang sebentar lalu menghubungiku, ibunya yang menunggu di RSI.

Setelah itu kami berdebat dengan mas Edi, setiap kami bertemu kami memang sering melakukannya. Tujuan kami adalah saling menasehati, memperbaiki dan berharap Tuhan akan memberikan kami yang lebih baik. Kami melakukannya di depan Bapak, saling adu argumen dan saling mengoreksi satu sama lain. Dan kadang intonasi/nada tinggi juga terjadi di antara kami.

Kami memang saling menguji diri, kami berlainan bakat mas Edi orangnya cenderung banyak ide, bicara, aktif dan percaya diri sedangkan aku kebalikannya. Aku cenderung diam, pasif, dan kurang pede. Tapi menurutku aku lebih bijaksana, aku menganggap diriku adalah seorang wisnu, ahli strategi, bijaksana. Meski kadang aku juga menjelma jadi patih sengkuni menghasut. Namun sifat sengkuniku tidak terlalu nampak, aku mengetahui sifat sengkuniku ketika ingat waktu SD kelas enam. Aku jadi informan dari dua kawanku yang bertikai. Namun karena ada salah satu kawanku yang menurutku berkianat aku terkena batunya. Aku jadi terisih dari mereka saat keduanya telah berdamai. Sejak saat itu aku menyesalinya, begitulah rasanya mendua.

Kalau mas Edi adalah seorang Soekarno maka aku adalah seorang Soeharto. Banyak orang yang percaya, terhipnotis ketika mas Edi berbicara. Apa yang dia katakan seolah-olah terjadi dan benar, memang dia banyak sekali temannya yang orang hebat. Dia sering bertemu dengan tokoh tokoh hebat karena dia masuk organisasi. Aku melihat dia memang berbakat dalam hal itu.

Jalan pikiran kami memang sejalan, tiap kali berbicara selalu sambung, meski kadang aku harus menurut pendapat mas Edi. Kadang aku lakukan bukan karena punya tidak punya pendapat sendiri, tapi karena aku merasa sebagai adik. Dalam kamusku, orang yang lebih tua didahulukan, sebagai panutan, patuh, sebagai orang yang dihormati. Ini juga yang kadang membuatku menjadi lemah, dalam keadan tertentu aku berat mengambil keputusan yang melibatkan garis usia. Sering kali aku bilang ya, meski dalam hati aku bilang tidak.

Bonus ke Enam : Temanku Deddy Menghubungiku

Waktu di warnet ada panggilan masuk, kuperhatikan nomor baru masuk. Seorang teman dulu di Batam ( Deddy)menelpon dan mau ke Yogya minggu depan. Kami merencanakan untuk ketemu di Yogya reuni hari Minggu, dia punya waktu tiga hari di Yogya. Padahal beberapa hari lalu aku baru saja tahu nama seseorang yang kebetulanan namanya Dedy aku jadi teringat temanku di Batam dulu. Nah baru saja dia menghubungiku.

Bonus ke tujuh : Temanku SMA mampir ke warnet

Bonus ke delapan : Pak Wasimin menelpon tentang file di USB-nya

Bonus ke sembilan : Dapat uang Rp.2000,-

Bonus ke sepuluh : Aku memberi seseorang tua Rp.1000,-

Minggu, 23 November 2008

Menikmati

Aku hanya berusaha menikmati kehidupan yang aku jalani. Dalam banyak hal aku tidak tahu benar atau salah karena benar menurutku belum tentu benar bagi orang lain. Sementara kebenaran yang diagung-agungkan orang lain namun tidak menurutku. Bukan aku ingin mengatakan bahwa mereka salah tapi karena aku belum bisa memahami bagaimana hal itu bisa terjadi.

Kadang aku juga berpikir bahwa benar kedua-duanya, paling tidak benar buat mereka atau bagiku sendiri. Aku tidak mau terjebak dalam hal ini, selama ini baik untukku dan tidak melanggar norma dan kaidah yang berlaku di tempat aku berada. Aku akan berusaha menikmatinya!

Sabtu, 22 November 2008

Hello

Sudah beberapa lama aku tidak kunjungi blog ini.
Disaat rencanakan buka blog, tiba-tiba berubah pikiran............! Malahan dapat situs yang lain, meski situs tersebut juga membuat aku sedikit banyak pengetahuan atau pemikiran baru. Aku sangat menyukainya juga, seperti yang kuinginkan. Aku ingin melakukan sesuatu hal yang belum pernah aku alami, rasanya tertantang dengan suasana baru atau situasi baru. Tapi kesempatan yang ada padaku belum bisa membuatku menemukannya. Mungkin termasuk salah juga ketika aku sering menunggu kesempatan untuk mendatangi ku lalu aku menjempunya. Semestinya aku sendiri yang menciptakan kesempatan itu, namun aku belum tau caranya. Ketika ku mengetahui caranya, ada ego dalam diri yang membuatku lemah untuk maju. Semacam ketakutan dalam diri yang mengusai, padahal aku tau sesuatu yang kutakutkan justru jarang terjadi dalam kamusku selama ini.

Jumat, 31 Oktober 2008

Just Make A Dream

Just take the first step and the result is a prize for you. Just have a dream. Say it for yourself.....! And let it come true! Don't keep in mind to much how it will come to you

Malaikat

Ketika kita menemui masalah dan kita berharap seorang kawan atau keluarga mau dan membantu kita. Namun saat seseorang tidak membantu kita cenderung untuk menyalahkan orang tersebut. Kita terlalu berharap banyak padanya, kita terlalu terpaku padanya. Seolah suatu bantuan berasal dari dia seorang saja, kita tidak sadar bahwa ada orang lain yang mungkin bisa membantu. Ketika permasalahan datang, yang kita perlukan penyelesaian. Darimanapun penyelesaian itu berasal adalah bukan masalah. Mungkin datang dari orang yang baru kita kenal 10 menit yang lalu, kawan lama, seseorang asing atau justru dari orang yang kita kenal namun kita meragukan kemampuan dia selama ini. Di saat posisi sulit kadang Allah mengirimkan sahabat, orang tua, bahkan makhluk kecil sebagai malaikat kita. Namun sering kita tidak menyadari hal itu.

Senin, 27 Oktober 2008

When There is No Rules

when there is no rules, then we make it.

Rabu, 01 Oktober 2008

Lebaran Melarikan Diri

Hari ini sungguh aku melakukan hal yang belum pernah lakukan. Semalan tidak tidur gara gara di warnet sampai pagi. Padahal diluar sana banyak sahabat kami kaum muslimin rame takbiran, mengagungkan asma Allah. Sementara aku menunggu seseorang yang melakukan maksiat. Meski aku tidak terlibat secara langsung, hal itu membuatku merasa bersalah dan kenapa aku tidak bisa menegurnya. Aku hanya bisa protes dalam hati, dan melakukan sedikit hal yang menurutku sebuah penolakanku atas sikapnya. Aku juga harus banyak belajar tentang kesabaran, suatu hal yang harus aku lakukan secara ekstra.
Esok pagi pulang aku menunggu beberapa saat dan tidak tidur karena aku takut terlambat ikut shalat ied. Dalam keluarga kami, biasanya aku paling lambat untuk urusan mandi di saat hari raya. Entahlah hari ini aku pertama kalinya aku mandi pertama duluanm biasanya adik paling duluan. Langsung aku berpakaian, dan berangkat ke lapangan dengan berjalan kaki, semenjak punya motor biasa berangkat sama bapak di belakang. Hari ini aku lain, aku juga sedikit memberikan pelajaran pada bapak, bahwa kadang kita harus berbeda dengan kebiasaan sesekali. Aku juga memberikan warna yang beda di lebaran ini, demikian juga dengan kakakku di Solo Pajang. Dia lebaran ini juga sengaja tidak mudik! Karena sibuknya pekerjaan adalah alasan yang sengaja dibikin meski hal tersebut benar. Aku juga sependapat dengannya saat ini dan aku berharap bisa juga menemaninya. Istrinya yang sedang hamil beberapa hari yang lalu telah mudik duluan, demi kebaikan apa yang dilakukan mungkin memang lebih baik
Aku juga menanyakan pada seorang kawan beberapa hari yang lalu bahwa disaat lebaran pendapatan mereka meningkat. Di saat orang lain menjajakan uangnya untuk konsumsi yang kadang glamour, beberapa teman yang kukenal harus bekerja ekstra dan imbalannya mendapatkan pendapatan lebih dari biasanya. Pendapatan datang lebih banyak, adalah harapan mereka, meski lelah tapi mereka toh terbiasa dengan keadaan itu. Ada suatu kerinduan bagi mereka menantikan saat lebaran tiba.
Aku berangkat ke lapangan sendirian kupikir nanti akan ada kawan dalam perjalanan, dan benar aku juga dapat kawan seperjalanan. Meski bukan teman yang kami harapkan tapi aku sangat berterima kasih karena menemaniku dalam perjalanan. Aku berjalan tidak sendirian, sampai di lapangan sepakbola Tugu. Dan bebrapa saat shalat Idul Fitri dimulai, dengan khotib yang aku tidak mengenalnya secara baik.
Dari Khotib yang mengisi ceramah, aku berpikir memang tiap orang mempunyai kelemahan dan kekurangan. Sang kothib baik dalam memimpin shalat, suara bagus namun tidak disaat berkhotbah, memang manusia tidak ada yang sempurna. Dari peristiwa itu aku berpikir bahwa ada saja kelebihan dan kekurangan dalam diri manusia. Saat itu suara sound system sepertinya juga mengalami sedikit gangguan. Aku mulai membandingkan dengan diriku, apalah aku ini jika dibandingkan beliau.
Sepulang shalat ied aku kebetulan juga bertemu teman SD yang lama tidak bertemu. Mereka merantau ke kota dan pulang kemarin, aku bersalam dan sedikit ngobrol santai. Dan peristiwa yang tidak akan kulupakan adalah lik Jarwo bersama anaknya berboncengan naik motor. Padahal beberapa tahun ini mereka berdua sedang konflik, biasa persoalan mis komunikasi antara bapak dan anak. Melihat peristiwa itu aku turut bahagia, harapan kami saat itu telah tercapai di hari yang fitri ini. Maklum dalam beberapa tahun ini mereka tidak rukun, seolah mereka meminta bantuan mereka dalam menyelesaikan kebuntuan dengan menceritakan kepada keluarga kami. Kami juga paham bahwa hal tersebut biasa terjadi dalam kehidupan keluarga. Jika tidak ada yang sedikit mengalah, permasalahan tidak akan terselesaikan. Mereka berdua saling menyudutkan satu diantara yang lain, padahal demi kebaikan bersama apa ynag telah mereka justru menimbulkan masalah baru. Pada saat-saat seperti itu yang aku lakukan adalah mengatakan bahwa masalah mereka adalah permasalahan kecil yang seharusnya mudah untuk diselesaikan. Jika ada diantara mereka sedikit mengurangi rasa egonya masing-masing.Masalah mereka sudah terselesaikan!
Sepulang shalat ied aku makan dulu kacang dan buah semangka menu wajib di hari raya, setalah itu langsung berangkat ke Solo. Aku bahkan tidak sempat menunggu sarapan pagi yang sebentar lagi sudah matang. Kata-kata simbok tidak hanya kudengar namun tidak kulaksanakan, sarapan dulu sebelum berangkat. Aku memberitahukan kepergianku memang mendadak sekali, aku sengaja untuk lebih meyakinkan diriku sendiri.
Karena aku sadar bahwa kita manusia akan sering berjumpa dengan keadaan tak terduga. Apa yang terjadi nanti/besok/lusa tidak akan sama dengan yang kita perkirakan sebelumnya. Aku membuat kondisi itu pada orang tua bahwa hidup penuh dengan hal semacam ini tak terduka. Demikian juga dengan kematian datangnya tak terduga bisa besok, lusa atau dilain hari, meski jelas namun kita tidak akan akan pernah tahu kapan datangnya.
Dan aku akhirnya sampai juga di Solo Pajang, karena aku sudah tidak tahan menahan rasa kantukku, setelah ngobrol beberapa menit sama kakakku langsung tidur. Andai saja aku tidak ngantuk mungkin akan main ke Yogyakarta, seperti rencanaku yang kususun beberapa hari sebelumya.

Rabu, 17 September 2008

Kehidupanku

Andai saja aku bebas memilih, aku bisa menjadi apa saja yang kusuka, tanpa beban, rasa malu dan juga rasa takut. Namun seiring dengan perjalanan waktu dan kehidupanku di masa lalu seakan membatasi diriku.

Potong Rambut

Siang hari kumandi, lalu kuputuskan untuk memendekkan rambutku. Aku merencanakannya sudah lama sekali, bahkan dari berbagai masukkan yang aku peroleh aku tak pantas dengan gaya tersebut. Meskipun benar menurut mereka, aku tidak mengikuti kata mereka, aku potong rambut hanya karena keinginanku. Itu terjadi dalam pikiranku, aku hanya ingin memastikan apa yang kulakukan adalah karena murni keinginanku bukan keinginan orang lain.
Segera ku berangkat, meski saat itu cuaca lagi panas sekali, gerah juga namun aku tidak hiraukan. Beberapa waktu lalu aku sudah menemukan tempat pangkas rambut yang menurutku sesuai untukku. Meski tempatnya tidak layak, namun aku berpikir lain! Ada sesuatu yang lain dari tempat itu, suasana yang nyaman karena seringnya angin berhembus. Bayanganku pasti enak dalam suasana begitu, kebetulan sekitarnya adalah persawahan, tempat agak terbuka, dekat pegunungan.
Setelah bersepeda ria beberapa saat, sambil lihat pemandangan pegunungan terbawa suasana nyaman dan menenteramkan. Beberapa menit pernjalanan akhirnya sampai tujuanku. Pangkas rambut! Kulihat disana ada 3 orang disana termasuk tukang cukur dan waktu aku baru memarkirkan sepedaku, aku tersentak! Salah seorang mengenaliku dan mengenaliku, dan setelah aku perhatikan ternyata masih kerabat dengan keluargaku. Aku agak malu juga ketika ditanya kenapa kok sampai disitu padahal di tempatku banyak tukang cukur. Aku bilang dari main ketempat teman, kilahku berbohong!
Saat itu di tempat pangkas rambut lagi mati lampu, sehingga sang tukang (P Tikno) namanya menggunakan gunting manual. Dan salah satu adalah orang tua yang sedang mengantri, kami berbincang bincang dulu sambil menunggu. Rumahnya Pancuran dan bercerita tentang asal mula kenapa desanya bernama itu. Aku mendengarkan, setelah berapa lama pembicaraan, giliran orang tua itu untuk merapikan rambut juga. Orang tua yang kesana tidak banyak tuntutan, asal pendek dan pantas saja. Lain halnya dengan kaum muda, mereka banyak sekali dan beragam mode, sehingga disitu ditampilkan berbagai model potongan rambut dari bintang bintang keren dan tampan.
Ketika tiba giliran orang tua itu tiba aku bingung, saat yang sebenarnya tak ingin kulalui. Tapi aku tak bisa menghindar, kenapa bisa ketemu dia disitu. Yang aku perkirakan ternyata terjadi juga, pertanyaan datang padaku. Aku tidak bisa menjawab dengan jujur, aku bersembunyi di belakang kakakku Edi. Sebenarnya pertanyaannya sederhana, tapi aku tidak bisa menjawabnya dengan lancar, mengenai diriku kenapa masih di rumah saja. Ku jawab aku harus dekat dengan mas Edi, dia mempunyai impian yang tinggi sehingga aku harus berada didekatnya paling tidak untuk saat ini. Tentang diriku, aku juga bilang masih optimis, dan aku percaya Allah kasih rezeki padaku! Meskipun ada perasaan ragu juga aku menjawabnya, aku tak punya jawaban lain. Aku merasa hubungan dengan Edi tidak sekedar sebagai adik dan kakak tapi kami adalah ibarat Arjuna dan Kresna, Ibarata Nabi Musa dan Harun. Pemikiran kami banyak yang sinkron, apa yang terjadi padanya terjadi padaku, mungkin karena kami dulu pernah satu kos sewaktu kuliah di Surabaya.
Kami saling melengkapi masing-masing, jika kakakku adalah seorang yang ambisius, penuh dengan ide gagasan, semangat, suka organisasi. Ibarat seorang pemimpin dia adalah P. Soekarno kebetulan dia juga suka sekali dengan buku buku tentang beliau. Sedangkan aku cenderung pendiam dan bijaksana, aku tidak suka organisasi, mungkin karena aku telah melihat kebiasaan kakakku dulu. Seorang aktivis dengan berbagai tumpuk buku panduan, fotokopi makalah. Aku menghitung berapa duit yang telah dihabiskan, sedangkan kami dulu kuliah dengan uang saku orang tua yang pas pasan. Itu adalah salah satu alasan kenapa aku tidak masuk organisasi kampus, disamping aku yang cenderung penakut. Dan menurut kesalahanku saat itu aku tidak belajar bagaimana seseorang harus survive, baik dari keluarga atau dari guru ataupun kawan.
Kami merasa bahwa Allah menciptakan kami dalam satu paket dalam satu keluarga, dalam suatu design. Meski kadang kami juga tidak tahu, apakah kami termasuk orang orang istimewa atau tidak. Tapi itu bukan masalah bukan, karena kami juga tidak tahu kelak mau jadi orang atau nggak! Perjalanan hidup kami memang tidak semulus dengan apa yang kami rencanakan. Kami menganggapnya sebagai jalan yang harus kami lalui untuk menuju ke tingkat yang lebih tinggi.
Di usia remaja kami termasuk murid dengan beberapa prestasi, terutama kakakku yang telah beberapa kali menjuarai kategori lomba. Dalam keluarga dia sangat dominan, sedangkan aku mungkin seorang yang paling tidak lebih bijaksana meski aku juga punya kekurangan. Pernah waktu di sekolah dasar kami diikutkan lomba nyanyi sampai tingkat kabupaten. Kakakku memang suka nyanyi, sedang aku dulu tidak menyukainya, aku merasa aku tidak bisa menyanyi. Mungkin karena kakakku dulu juara, sehingga aku diikutkan juga! Dan sampai sekarang aku juga tidak paham dengan not balok, secara teori tulis menulis mungkin masih bisa, tapi kalo sudah tarik suara, aku tidak tau lagi.

Sabtu, 13 September 2008

Tidak Bisa Dipaksakan

Aku ingin sekali menulis! Tentang apa saja, pengalaman, peristiwa dalam hidupku atau pemikiranku tentang kehidupan ini! Ternyata tidak semudah penulis sungguhan (terkenal) sepertinya mereka tidak mengalami kesulitan ketika menuangkan ide atau pendapat nya ke dalam sebuah tulisan.
Yang ku alami, ketika berbagai ide dan gagasan itu muncul, namun terasa tidak ada waktu untuk menulisnya. Tetapi ketika ada banyak waktu untuk menulis, aku tidak tau ingin menulis apa. Seakan-akan ide atau gagasan itu sirna entah kemana. Aku tidak bisa memaksakan otakku untuk bekerja sesuai dengan keinginanku saat itu juga. Aku harus mulai memancingnya dengan hal yang sederhana yang mungkin jauh berbeda dengan apa yang ingin disampaikan dalam pikiranku, aku tulis. Ketika hal itu terjadi beberapa saat, akan banyak sekali rentetan kata yang ingin kutulis. Aku sadar bahwa aku tidak bisa memaksakan kehendak dalam sekejap, aku harus mengarahkan dan bahkan membelokkan pikiranku ke suatu hal yang kuinginkan.
Aku selalu ingat teori kestabilan dalam ilmu sistem pengaturan, bahwa dalam setiap sistem menuju keadaan stabil (steady state) akan disertai dengan overshoot untuk beberapa saat sebelum akhirnya keadaan itu tercapai. Jika tidak disertai dengan kendali yang baik diperlukan waktu yang lama untuk mencapai keadaan stabil. Seperti orang yang tidur mendadak dibangunkan, yang tidak terbiasa mungkin akan mengalami kaget, stres dan bahkan berujung pada kematian. Namun bagi yang sudah terbiasa, seperti tidurnya tentara dalam medan pertempuran, akan langsung siaga. Untuk itu aku harus mempersiapkan sesuatu sebelum sesuatu yang lain terjadi sehingga ketika waktu itu datang, aku bisa menghadapinya dengan baik

Meski Sebagian Tidak Ingat Lagi

Waktu aku kecil dulu, masa bermain aku masih ingat sesuatu yang menimpa ku, baik karena ketidaktauanku, kecelakaan atau sesuatu yang menyenangkan. Jika aku ingat tentang hal itu aku ingin tertawa sendirim, berterima kasih pada seseorang. Atau heran kenapa aku dulu melakukan itu.
TK Pertiwi TUGU II 1
Pada masa kanak-kanak TK Pertiwi, yang ku ingat, waktu bermain bola bersama kawan-kawan. Juga tiap kali pesta kebun, meski makanan yang disajikan hanya nasi gudang tapi rasanya enak makan bersama kawan. Pernah juga waktu ada olahraga main bola, kami semua bermain di halaman sekolah, waktu itu aku sebagai kiper. Dan pada waktu itu aku pertama kali tau permainan sepak bola. Aku belum tau aturan, dan cara main sepak bola, aku juga belum tau bagaimana tugas seorang kiper. Saat itu yang ada dalam pikiranku adalah seorang kiper adalah menangkap bola, benar saja kemanapun bola itu ditendang, selalu kukejar terus kutangkap. Tangkapan pertama tidak terjadi apa-apa, mungkin sudah sesuai dengan aturan, mulai deh aku mengejar bola kemanapun, aku tinggalkan gawang tak terjaga. Bola berhasil kutangkap dan ku bawa kemanapun aku berlari, saat itu yang ada dalam pikiranku adalah membawa bola kemanapun aku suka. Tak sadar bahwa aku dimarahi seorang kawan, karena aku main tidak sesuai aturan atau kesepakatan. Aku baru sadar ternyata aku berbuat kesalahan, karena memang belum tau. Jika ingat peristiwa itu aku ingin ketawa sendiri, kok bisa.....! Mungkin kawan yang saat itu bermain bersama tidak ingat peristiwa itu namun aku masih mengingat mereka! Ketidaktauan kadang menimbulkan kelucuan
TK Pertiwi TUGU II 2
Di sekolah dulu ada mainan ayunan, dan jongkat-jongkit, permainan standar di sekolah taman kanak-kanak. Yang masih teringat adalah ketika main ayunan, pagi sebelum kelas sekolah dimulai, aku sama seorang teman bermain ayunan. Aku berlomba ayunan kami paling tinggi dan jauh. Baru beberapa saat kami berayun kencang, para siswa yang lain berlari menuju kelas, karena ibu Guru sudah memasuki ruang kelas. Kontan saja, aku menghentikan ayunan, dan apa yang terjadi, aku makan pasir dan kerikil. Ada juga tanah ku sapu dengan dagu, aku baru sadar ternyata aku membuat kesalahan. Yang kurasakan adalah sakit dan beberapa bagian kerikil aku makan. Aku menangis keras dan ibu Guru datang, mengobati lukaku! Aku tahu., Sesuatu yang bergerak cepat lalu diperlukan energi yang sangat besar untuk menghentikannya. Benar sekali, dan yang aku dapatkan adalah rasa sakit dan luka serta tau rasanya pasir dan kerikil tidak enak....!
Belajar Berenang - dan Tenggelam
Ketika kami di usia sekolah dasar, sehabis sekolah kami sering kali bermain di sawah, sungai dan kadang bersama kawan menggembala kerbau. Tidak punya kerbau sih, tapi rasanya asik ketika itu, karena pada saat tersebut ada acara mandi si sungai. Meski air sungai tidak jernih namun kami semua senang, mandi bersama kerbau juga dekat distu. Meski air sungai kecoklatan tapi kami tidak hiraukan, bahkan kadang kami juga harus menghindar dari orang tua. Takut kami ketauan mandi di sungai, kadang dengan berbagai upaya kami menghilangkan jejak. Kami mandi di sumur setelah mandi di sungai, karena setelah beberapa masuk sungai akan terlhat mata kami merah, kulit bersisik. Orang tua kami sudah tau kalau melihat hal itu dalam diri kami, dipastikan kami tadi mandi di sungai. Kadang juga diantara kami kena marah orang tuanya, tidak tau waktu kami bersenang-sengang di sungai, orang tua datang sambil bawa kayu. Dan kami tau apa yang akan terjadi, kena marah dan pukul. Meskipun begitu kami tidak pernah jera, besoknya juga masih mandi! Suatu saat bersama kawan kami mandi di sungai, saat itu keberanianku muncul, saat itu aku belum bisa berenang. Aku memisahkan diri dari kelompok anak-anak, menuju ke kelompok orang dewasa, aku berjalan pelan ke tempat agak dalam. Perlahan aku bergeser di pinggir tembok sungai, dan sampai lah di batas yang memisahkan antara daerah dangkal dan dalam. Langsung saja aku teruskan berjalan dan akhirnya leeeeeep, aku minum banyak air, saat itu aku rasakan tubuhku naik turun (kemampul). Dalam ritme tersebut aku minum air, meski sebenarnya tidak ingin minum. Aku baru sadar, tenggelam, kubayangkan kematian ku sudah dekat. Hingga kurasakan tangan seseorang menggandengku, yang membuatku sadar seseorang. telah menyelamatkanku, Mas Miyono namanya, tetanggaku, rumahnya dekat di belakang rumah, memang dia lebih tua dariku terpaut mungkin sepuluh tahun. Peristiwa itu selalu aku ingat, dan tiap kali aku bertemu, Mas Miyono aku selalu ingat bahwa dia dulu pernah menyelamatkanku. Pernah suatu ketika aku ceritakan kejadian itu padanya namun dia tidak ingat. Mungkin dia tidak menganggap kejadian itu adalah istimewa yang dengan mudah saja bisa dilupakan. Aku akan selalu mengingatnya.... Seseorang pernah menyelamatkan nyawaku..............!

Rabu, 10 September 2008

Life Is Simple

Life is just simple, I think! But we make it complicated sometimes!

Minggu, 07 September 2008

The Nine R u l e s O f L i f e

The Nine Rules Of Life :
  1. Whatever that happened to us, please no complain
  2. Because, there is no pain, no misery and no regret in the world
  3. Just do it, whatever we like to
  4. Find someone to love (parents, girl, kids,...)
  5. Don't think something that we don't like, even in a minute
  6. Always remember the good thing not the bad ones
  7. After all No One Perfect
  8. Make good wish to God
  9. If can't, go to rule no. 1

Warung Soto Ayam Mulud

Feel The Taste of Our Soto!
So Delicious

By Hari
Jalan Pasar Cawas - Pedan
Sentul Cawas