Wong urip iku mung sawang si nawang. Begitulah kehidupan ini, orang akan saling melihat dan apa yang kita lihat belum tentu sesuai dengan kenyataan. Lihat saja banyak oranng yang punya harta yang banyak, rumah mewah, mobil mewah, jabatan yang tinggi atau istri yang cantik. Setelah kita tanyakan pada kehidupan mereka, banyak diantara mereka yang tak menemukan kebahagiaan. Kabahagiaan tidak kita temukan dalam harta, rumah mewah, mobil mewah, jabatan tinggi atau istri yang cantik.
Meski kita tahu kita akan senang ketika kita memiliki semua itu namun tidak mutlak. Kebahagiaan adalah sikap diri, datangnya dari dalam bukan dari luar diri kita, harta, rumah, mobil semua itu berasal dari luar. Apa yang kita lihat pada orang lain belum tentu membuat kita bahagia, banyak orang masih mengeluh dengan rumah mewahnya. Banyak pula orang mengeluh dengan mobil yang mereka miliku, mengeluh dengan pekerjaan pada jabatan sekarang, mengeluh karena istrinya. Sifat kurang/mengeluh ini membuat kita lupa bahwa hidup kita ditentukan dengan barang-barang itu semua. Kita secara tak sadar dikendalikan oleh rumah, mobil, dan jabatan. Bukan kita mengendalikan mereka.
Kita tahu masih ada orang yang bahagia ketika hanya punya rumah sederhana. Banyak orang bahagia meski hanya memiliki mobil tua, jabatan rendahan atau istri yang tak cantik. Jadi mengapa ketika kita telah memiki sebagian dari itu tak bahagia, masihkah kita perlu mencari alasan lain untuk bahagia?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar