Banyak orang juga orang yang pergi ke pegunungan atau tempat wisata melihat perkotaan dilihat dari atas, apalagi di waktu malam. Terlihat detail beribu-ribu lampu kota yang kecil menyala laksana bintang yang bertaburan di langit. Sungguh sangat indah bagi orang yang bisa menyaksikannya untuk pertama kali, atau karena pemandangan itu tidak biasa.
Rasanya sangat senang ketika mengamati pemandangan dari atas, mungkin sesekalijadi seekor burung yang bisa terbang bebas mengitari awan di langit. Akan terlihat betapa bumi ini indah diciptakan, dan betapa suatu mahakarya yang agung, lalu dalam hati akan bertanya. Siapakah gerangan yang menciptakan itu semua, Allah Yang Maha Besar. Orang lain menyebut dengan nama yang lain, menurutku sama saja menyebut nama, yang penting yang disebut sesuai. Karena banyak orang menamakan seseuatu kadang tidak sesuai. Ada beribu nama yang sama dalam planet ini, ketika kita menyebut nama si A pada seseorang jawabnya belum tentu si A yang dimaksud. Masih diperlukan penjelasan yang lebih detil semacam ciri-ciri khusus/ unik dari orang yagn dicari. Seperti namaku, aku terlahir dan diberi nama dan dalam 28 tahun perjalanan hidupku, orang-orang memanggilku dengan nama lain. Aku tidak dengan keberatan dengan sebutan itu karena aku anggap bahwa nama panggilan itu sesuai dengan keadaanku. Penyebutan yang mereka berikan aku anggap sebagai cara untuk mengakrabkan hubungan kami dengan mereka. Meski kadang pernah marah juga waktu dipanggil dengan nama yang buruk.
Tidak hanya manusia yang selalu ingin berada di puncak tinggi untuk refressing, ayam pun juga demikan. Ada ayam kami yang suka naik ke atap rumah, tiap kali diusir akan selalu kembali ke atas. Yang dengar adalah suara genting yang dipijak sang ayam. Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan, aku berpikir apa yang mereka lakukan tidak terpenting bagiku. Justru aku menjadi sedikit marah, beraninya mereka bermain di atas, di atap sang majikan. Kalo tidak di atap rumah kadang juga bertengger di pohon mangga, yang aku heran kenapa mereka bisa sampai disana, padahal pohon mangga lumayan tinggi. Mereka terlihat sangat senang di ketinggian, yang pasti lebih leluasa mengamati ayam yang lain sedang dimana atau juga mereka menikmati suasana yang indah dari atas.
Pernah di sore hari seorang tua /Nenek mencari ayamnya yang baru dibeli beberapa hari yang lalu. Warna coklat dan dikaki masih diikat dengan tali plastik. Nenek itu mencari didepan rumah dan menanyakan hal itu padaku, aku coba lihat sekitar dan tidak menemukan ayam yang sesuai dejavascript:void(0)ngan kriteria yang dia sebutkan. Waktu kulihat di atas pohon mangga kulihat 2 ayam keluarga kami, yang warnanya memang mirip tapi aku yakin bahwa itu bukan milikmya. Di cabang lain kulihat ayam yang warna sama, lalu kutunjukkan padanya apakah benar yang dia cari. Sebenarnya aku yakin bukan, aku hanya ingin menunjukkan bahwa aku peduli dengan permasalahannya memecah kebisuan atau menaruh sedikit harapan. Kalo ditanyakan benar dan salah tentang apa yang aku lakukan aku sendiri bingung juga.
Dia berharap bahwa itu ayamnya, namun sayangnya bukan. Lalu kubuat ayam itu turun dan sang nenek masih mencari-carinya, dan setelah terlihat jelas apa yang dilihat bukan ayamnya, melainkan ayam tetangga lain. Sang nenek masih mencari dan menanyakan padaku, aku bilang padanya ayamnya telah lari. Aku juga katakan pada sang nenek, andai saja ayam itu bisa menjawab ketika kutanya milik siapa? Ini kulakukan karena tidak pernah memperhatikan ayam pendatang yang baru dibeli seseorang.
Sang Nenek masih mencari dan ketika aku akan pergi beberapa puluh meter kulihat ayam yang menurutku sesuai dengan kriteria. Aku balik lagi dan kupanggil sang nenek bahwa ayamnya berada disebelah rumah tetangga. Setelah dia memastikan bahwa itu ayamnya, aku tinggalkan sang nenek, aku hanya bisa membantu menunjukkan padanya dimana ayamnya berada. Lebih dari itu aku tidak bisa lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar