Pulang dari tempat Pakde Siswo saat di depan rumah, ditengah jalan terhadang mobil carry bak terbuka. Aku heran juga kok berhenti di tengah jalan, ke rumah jadi terhambat, kuperhatikan sopir masih didalam dan berbincang dengan tetangga Pakde Marzuki.
Untung saja aku bisa lewat melalui celah yang sedikit tersisa di jalan menuju halaman rumah.Setelah memarkir sepeda motor lalu ku dekati kedua orang tersebut. Ternyata sang sopir juga tetanggaku yang lagi benahi mobil tuanya. Ceritanya tetanggaku ini sopir baru yang barus saja membeli mobil tuanya untuk mengangkut barang, dari situ dia dapat upah untuk biaya transportasi. Apalagi saat ini lagi rame musim panen padi, sekali angkut bisa dapat 20-30rbu untuk jarak yang tak begitu jauh. Andai sehari bisa beberapa kali mengangkut tinggal kalikan saja. Saat carry mogok didepan rumah, tetanggaku ini sudah coba perbaiki sendiri tapi belum berhasil, hingga putuskan untuk didorong ke rumahnya. Rumahnya memang tak terlalu jauh paling 200 meter dari jarak rumahku, saat dia berusaha mendorong sendiri dari balik pintu sambil memegang kemudi aku jadi tergerak untuk membantu. Sedangkan mas Marzuki saat itu membawa sepeda jadi tak bisa bantu, jadi aku sendiri yang bantu dorong. Wah ternyata lumyan berat juga baru beberapa puluh meter tenagaku sudah habis. Maklum beberapa tahun ini tak biasa kerja seberat itu, padahal dulu sering membantu bapak ke sawah. Ketika panen tiba mendorong gerobak yang berisi tumpukan karung padi hasil panen. Yang terberat adalah ketika melewati daerah yang becek, perlu tenaga ekstra untuk bisa menggerakan roda. Sampai rumah bisa langsung terkapar, lalu minum air teh mani untuk memulihkan energi yang terkuras. Biasanya untuk satu pathok bisa tiga kali perjalanan mengangkut karung padi. Sebagian lagi diangkut pake sepeda onthel, ya capek deh...!
Bantuan datang,
Kasihan melihat kami berdua dah kehabisan tenaga, Mas Marzuki datang membantu setelah memulangkan sepeda mininya kini bertiga. Namun karena jalan terlalu sempit, pintu harus tertutup sehingga sopirnya harus masuk. Kini yang dorong cuman berdua saja, di persimpangan arah berlawanan sepeda Mio baru uji coba muncul dikira mobil bisa jalan sendiri. Kok orang ini gak paham ya, lha wong kita dah ngos-ngosan malah di depan mobil carry nggak mau minggir. Baru tahu kalo mobil mogok setelah melihat kami berdua di belakang yang mencoba mendorong. Bantuan datang lagi kini jadi tiga orang yang dorong, meski tinggal beberapa meter lagi sudah sampai.
Selesai kerja ekstra, napas ngos-ngosan dan keringat mulai keluar sedikit, akhirnya kami pulang ke rumah. Sampai rumah istirahat sebentar dan minum air....!
Dear God,
We Want to Be The Sun or The Moon more than The Star
We Want to Be The Sun or The Moon more than The Star
Ya Tuhan, Jadikanlah kami seperti Matahari, seperti Bulan dan seperti Bintang-Bintang
Terima kasih atas kunjungan anda!
Rabu, 18 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Warung Soto Ayam Mulud
Feel The Taste of Our Soto!
So Delicious
By Hari
Jalan Pasar Cawas - Pedan
Sentul Cawas
So Delicious
By Hari
Jalan Pasar Cawas - Pedan
Sentul Cawas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar