Beberapa hari ini, inginku melakukan sesuatu untuk bapak. Musim tanam padi kali ini, bapak bingung dengan menghilangkan pupuk di pasaran. Kebutuhan pupuk tanaman sangat banyak, namun untuk mencari satu sak pupuk saja perlu waktu 2 minggu. Tiap kali datang ke pengecer pupuk tak ada, menunggu adalah jawaban yang sering bapak dengar. Sempat berpikir aku untuk membantu bapak mencari pupuk di luar daerah. Dan kemarin tanpa sengaja ada orang yang menginformasikan pupuk meski dengan harga yang tidak wajar. Akupun senang mendengarnya, lalu kuminta teman tersebut mencarikannya untukku. Setelah konfirmasi beberapa kali, aku bisa mendapatkan pupuk sesuai dengan jumlah yang bapak perlukan, dan jika masih perlu lagi masih ada beberapa lagi dari penjual. Aku bawa pupuk ke rumah dan aku melihat bapak senang/tenang karena apa yang bapak cari berminggu-minggu ada di tangan. Aku tidak mengatakan berapa jumlah yang harus aku bayarkan pada penjual meski bapak sedikit memaksa, aku tak ingin membuat bapak atau simbok nanti malah kecewa. Aku hanya katakan, disaat kritis kita harus melakukan hal yang ekstrim. Hal yang diluar kebiasaannya, meski dengan sedikit beresiko. Banyak orang berhasil karena keberanian dalam menghadapi resiko yang telah diperhitungkan.
Begini hukum pasar berlaku, ketika jumlah permintaan meningkat dan dengan jumlah barang yang terbatas maka penjual bisa menentukan harga. Saat itu aku tidak memikirkan harga, aku hanya ingin menyelesaikan persoalan yang bapak hadapi. Meski penyelesaian yang kulakukan mungkin bukan yang terbaik (jika fokus pada jumlah uang) menurut orang lain. Bagiku itu terbaik, aku berpikir apa yang bapak/kami perlukan bisa kami dapatkan meski kami harus membayar lebih. Aku kawatir dengan kondisi bapak beberapa hari ini, kesehatan baru berangsur-angsur pulih, dibebani dengan beberapa masalah. Apa yang bapak lihat masalah yang dihadapi sangat serius, meski menurut orang lain mungkin menganggap hal tersebut bukan masalah. Setiap orang mempunyai pandangan yang lain pada sebuah persoalan yang sama, tergantung dari latar belakang, tingkat pendidikan dan pengetahuan yang mereka miliki. Seperti masalah pupuk yang bapak hadapi, aku tidak terlalu merisaukannya lain dengan bapak. Aku tidak terlalu memperdulikananya, aku tidak memerlukannya! Aku hanya kasihan saja dengan bapak juga para petani lainnya. Meski aku tahu rasa itu tidak menyelesaikan masalah mereka, itu diluar jangkauanku. Aku coba sedikit membantu untuk bapak dengan melakukan hal yang kecil pula.
Apa yang telah kulakukan menurutku belum seberapa dengan perjuangan bapak untuk keluarga. Andai saja kesempatan datang lagi, aku sangat senang sekali melakukan untuk bapak.
Aku pikir dengan keberhasilanku di akhir tahun ini akan sedikit impas dengan apa yang selama ini bapak lakukan untukku. Namun aku juga belum tau itu jalan terbaik untukku, siapa yang tahu kehidupan haris esok, hanya Allah lah yang tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar