Di hari Natal bagi kaum Nasrani, aku mengalami beberapa hal yang menakjubkan. Pertama aku jadi ke gunung untuk sebuah urusan yang belum selesai. Walau aku tak ketemu dengan orang yang kucari tapi urusanku selesali dan aku mendapatkan air yang menurutku murni ya air pegunungan. Sebelumnya telepon berdering, sebuah nomor baru, aku terkejut seseorang istimewa menelpon aku. Beberapa minggu ini aku memikirkan seseorang aku teringat dengan bulan ini dimana deadline dia mengajukan skripsi.
Telepon dari seorang Bapak/Mas minta tolong beneren PC untuk anaknya. Banyak hal kurasakan, senang, tertantang, rasa ingin kesana dan ketakutan. Aku melakukan suatu hal yang menurutku masa depan dan diriku aku pertaruhkan. Aku ingin membantu mengatasi persoalan, dan menurutku ini kesempatan untukku. Langsung saja aku bilang ya..., aku nanti kesana. Ada ide baru untuk menyelesaikan persoalan lain yang sederhana serta mencari air murni di gunung. Setelah mohon diri aku heran dengan kejadian gerimis sesaat menuju lokasi ke rumahnya. Setiap hal menurutku adalah tanda bagi kita, apa yang terjadi disekitar adalah suatu guide /petunjuk kira-kira bahwa kita harus terus atau belok.
Waktu aku sampai dirumahnya aku tidak ketemu dengan orang yang menelponku atau dengan orang yang aku harapkan bertemu. Ibunya dirumah aku mengatakan tentang kedatanganku, kemudian dipersilahkan ke ruang atas. Baru pertama masuk ruangannya, oh gini toh kamar cewek, aku pikir sama saja dengan kamar cowok. Terus aku lihat komputer disitu yang aku lihat agak wah, meski bukan PC terbaru. Aku tadi cukup ragu kira-kira apa masalah, pertama kunyalakan tak ada raster di monitor. Suara bip juga tak terdengar, ku beranikan diri buka kasing lihat-lihat sebentar. Aku nyalakan lagi, OK.
Ini yang membuat aku heran kenapa.....! Is there attraction's law begin.....? Mungkin benar, komputer itu hanyalah sebuah alasan agar aku kesana. Buktinya beberapa lama aku disana komputer OK! Meski displaynya tanpa driver sehingga untuk pemakaian normal tanpa game bisa jalan. Dalam pikiran dan hati banyak bertanya-tanya, aku lalu mohon diri agar aku bisa lekas segera meninggalkan rumah itu. Meski aku diminta nunggu sebentar, aku diminta minum dan menikmati hidangan yang telah disajikan.
Aku berbohong buat alasan harus menemui seseorang secepatnya dan mendadak handphone berbunyi. Adhik Febrian menelpon dan mengatakan hahwa printernya error ada pelanggan mau print. Langsung saja aku hiyakan dan menuju ke warnet, aku punya alasan jadi tak jadi berbohong. Sampai di warnet aku lihat printer errorr/blink seperti biasanya. Aku pikir mungkin harus direset counter atau EEPROMnya, seperti biasa aku pake program reset printer. Sekali dua kali masih gagal padahal biasanya langsung bisa, lalu uninstall drivernya dan install lagi baru bisa...! Dalam hati aku berharap dhik Febrian bisa sendiri mereset sepeninggalku nanti. Toh aku harus mencukupkan disini di warnet, untuk sesuatu yang menurut aku sudah saatnya aku menemukan pekerjaan yang baik dan baru. Aku ingin menunjukkan cara dan pelajaran padanya namun dia baru belajar sedikit. Tapi aku yakin suatu saat nanti bisa sendiri pikirku.
Bakda shalat mahgrib, aku ke warnet dan kaget, dhik Febri bilang aku dicari seseorang diluar. Aku pikir dalam hati siapa ya.....! Antara heran, kaget, senang, grogi dan bingung jadi satu, ternyata Alfi dan dhik Ayu. Lama tak bertemu, kutanya kok tumben disini ada urusan apa,????? Bapaknya ke Masjid dan mereka anaknya diminta nunggu di depan mungkin diminta menemuiku. Ada apa..................?
Sambil menunggu aku minta mereka masuk dan duduk dikursi panjang, kami menanyakan kabar dan mengenai proposal skripsinya! Juga beberapa topik lainnya, wah kok begini rasanya, aku coba berlaku biasa. Yang kupikirkan adalah hari esok aku harus membenahi komputernya lagi. Mereka mencariku karena komputernya nggak nyala lagi, menunggu apa yang harus dilakukan untuk besok. Aku berusaha untuk mencari artikel di web dan beberapa driver agar aku besok bisa membenahi. Mereka berharap padaku, aku harus berusaha yang terbaik, aku juga buat rencana untuk menambah memory dan membeli di toko mana? 1 GB kupikir cukup untuk komputer itu.
Sampai saat ini aku masih bertanya dalam hati, adakah yang kurasakan benar. Dari perjalanan selama ini, kedepan seperti apa aku masih belum tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar